Lihat ke Halaman Asli

Johanes Krisnomo

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Panggil Mas Boleh Saja Asalkan Nyaman

Diperbarui: 28 Juni 2020   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com

Belum tahu sebabnya, mengapa orang-orang yang baru kukenal, akhir-akhir ini lebih sering memanggil dengan sebutan Pak. Padahal, biasa-biasanya sich Mas.

Mulanya bangga, jangan-jangan apa cara bicara dan perilaku ini sudah mendekati gaya bos. Biasanya, orang-orang muda berpendidikan tinggi, dengan posisi kunci di suatu perusahaan, merasa kurang pas bila dipanggil Mas.

Tak mau ambil pusing, pada akhirnya sebutan Pak, lapang dada diterima, dengan segala konsekuensi-nya, harus tak boleh cengengesan, agar tampak berwibawa.

Cara jalannya pun, harus menghadap ke depan, tak boleh terlihat menunduk, seperti orang susah yang belum menemukan jatidiri. Apa boleh buat, demi memantapkan hati, bicara pun hemat kata-kata.

Di kantor, meskipun tak pegang kunci, beberapa kawan setingkat, mulai beralih ke panggilan Pak, dari yang sebelumnya menyebut nama. Mungkin saja kita-kita yang sudah senior, merasa canggung bila saling memanggil nama.

Dulu, sewaktu baru masuk kerja, sebagai pengawas yang masih kinyis-kinyis atau muda, kebanyakan anak-buah yang lebih senior menyebut dengan panggilan Mas.

Apa pun alasannya, sudahlah tak perlu dibahas, biarkan sesuai alamnya. Nyata di rumah, sewaktu baru menikah, istri biasa menyebut Mas atau sebaliknya suami menyebut istrinya Dik.

Tak ada perjanjian khusus, begitu buah hati mereka telah hadir, bertahap dan hampir pasti, ada pergeseran menjadi sebutan Pak atau Bu, yang seolah mengajarkan anak cara memanggil orangtua-nya.

Ada yang tak berubah, adik-adik yang terikat tali kekeluargaan, biasa memanggil Mas atau Mbak, atau sesuai dengan sebutan di daerahnya masing-masing.

https://pixabay.com

Lagi-lagi tak ada yang abadi, sebutan Mas bagi adiknya bisa saja berubah Pakde (panggilan keponakan di Jawa,  utk kakak dari orangtua), membahasakan atau mengajarkan cara panggil  untuk pamannya.

Senangnya dipanggil Mas, merasa dihormati dan tak ada kesan berjarak, pada akhirnya dibagikan kepada orang-orang yang kita merasa itu panggilan sopan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline