Lihat ke Halaman Asli

SRI WARDANI

Penulis dan MC

Menganalisis Cerpen Media

Diperbarui: 31 Juli 2021   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dalam materi kelas cerpen bersama Kak Ongky Arista UA yang dikenal sebagai penulis cerpen di berbagai media nasional, dalam pemaparan materi mengatakan, salah satu media yang paling diburu penulis adalah Kompas, setiap minggu ada 1000-an cerpen yang masuk ke email redaksi kolom cerpen kompas, yang dimuat hanya satu, tetapi kalau lolos honornya cukup fantastic, berkisar sat setengah juta. Wow.

Untuk membuat cerpen media harus memahami dan mengenal kriteria dari sebuah media, salah satunya membaca cerpen-cerpen yang telah terbit. Tidak mudah tentunya menembus media nasional, bersaing dengan banyak penulis. Namun, jika lolos sesuai dengan benefit yang didapatkan.

Salah satu tugas kelas cerpen bersama Kak Ongky, peserta diminta menganalisis cerpen media. Analisis ini menggunakan lima poin, yaitu paragraf kunci, diksi-diksi yang menarik, penjelasan konten pada satu paragraf, dan pendapat tentang cerpen tersebut, serta amanat yang terkandung di dalamnya.

Saya mencoba menganalisis sebuah cerpen media yang ditugaskan. Analisis cerpen kali ini, berjudul "Cinta di Atas Perahu Cadik" karya Seno Gumira Ajidarma yang diterbitkan pada harian Kompas pada 10 Juni 2007. Cerpen ini menjadi cerpen pilihan anugerah Sastra Pena Kencana.

Berikut ini saya sampaikan hasil deskripsi cerpen "Cinta di Atas Perahu Cadik" yang saya tangkap dari membaca cerpen tersebut. Bagi yang ingin membaca, silahkan baca cerpennya di sini sini

Paragraf kunci.

Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen ini adalah POV tiga, dari paragraf pertama dapat diketahui setingan waktu dan tokoh yang akan diceritakan dalam cerpen. Berlokasi di tepi laut tentang kehidupan nelayan dan keluarganya. Paragraf pertama cerpen tersebut adalah sebagai berikut :

BERSAMA dengan datangnya pagi maka air laut di tepi pantai itu segera menjadi hijau. Hayati yang biasa memikul air sejak subuh, sambil menuruni tebing bisa melihat bebatuan di dasar pantai yang tampak kabur di bawah permukaan air laut yang hijau itu. Cahaya keemasan matahari pagi menyapu pantai, membuat pasir yang basah berkilat keemasan setiap kali lidah ombak kembali surut ke laut. Onggokan batu karang yang kadang-kadang menyerupai perahu tetap teronggok sejak semalam, sejak bertahun, sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Bukankah memang perlu waktu jutaan tahun bagi angin untuk membentuk dinding karang menjadi onggokan batu yang mirip dengan sebuah perahu.

Diksi-diksi yang menarik

sebagai penulis cerpen senior dan karyanya banyak terbit di media, Seno Gumira Ajidarma menyajikan diksi-diksi yang indah. Saya suka sekali setiap diksi yang terdapat di dalam cerpen ini.

Dalam pemilihan kata yang digunakan Seno, memiliki ciri khas kata yang diulang-ulang. Dalam kelas menulis sering diingatkan editor tidak mengunakan kata-kata yang sama dalam ssatu paragraf. Ternyata Seno menempatkan kata-kata yang berulang itu indah dan tidak membossankan. Beberapa diksi tersebut diantaranya adalah :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline