Lihat ke Halaman Asli

Sri Rumani

TERVERIFIKASI

Pustakawan

Pengalaman Pribadi Menulis di Kompasiana via "Mobile"

Diperbarui: 20 Juli 2018   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuangkan ide dalam tulisan selain membutuhkan suasana batin dan suasana lingkungan yang mendukung, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Generasi milenial diyakini tidak mengalami kesulitan untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini menjadi kebutuhan pokoknya. Namun bagi penulis sebagai generasi “baby boomers” (lahir 1946 – 1964), secara jujur mengakui “gagap teknologi” (gaptek) untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Ketika menulis dan menayangkannya pun masih caranya masih tradisional, artinya dengan personal computer (PC), ditulis dengan program Microsoft Office Word  baru log in ke halaman sso.kompasiana.com atau sso.kompas.com untuk memindahkan tulisan. Kadang untuk masuk pun tidak cukup sekali, bukan karena lupa “password”, ternyata kurang satu huruf pun juga tetap belum bisa log in, sehingga perlu diualng-ulang. Semua itu dilakukan di rumah, dengan jaringan internet yang sudah dilanggan, bukan kuota yang dibeli setiap bulan sebesar 1 gigabyte sekedar untuk jaga-jaga bila di luar rumah tidak ada jaringan dan untuk komunikasi melalui media sosial (whatsapp) dan video call.

Kemudahan untuk menulis langsung tayang pun sudah diusahakan oleh pihak manajemen kompasiana dengan tulisan berjudul:”Tips dan Trik Menulis di Kompasiana via Mobile”. Tutorial yang mudah dipahami karena dengan contoh jelas, menjadi panduan untuk mengakses dan menulis melalui smartphone atau tablet. Hal ini sangat membantu bagi para kompasianer untuk tetap berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan tulisan. Artinya tiada hari tanpa menulis dan menayangkan di blog Kompasiana tidak ada halangan lagi karena tampilan baru yang lebih fresh, semuanya menjadi gampang dilakukan.

Namun bagi penulis muncul masalah ketika sedang di luar kota, ketika ada kemauan untuk menulis mengalami kesulitan, yang sangat teknis yaitu huruf dalam smartphone yang kecil membuat jari tidak leluasa untuk menari diatas tuts keyboard. Jangankan dengan sepuluh jari, satu jari pun mengalami kesulitan ketika harus mengetik. Akibatnya sering salah pencet, karena jari tangan dengan tempat yang tersedia tidak sebanding. Perlu kesabaran untuk mengecek tulisan agar tidak banyak kesalahan ketika sudah ditayangkan.

Berbeda dengan generasi milenial yang “multitasking” sambil berbicara pun dapat mengetik di tuts keyboard tanpa salah. Namun penulis sebagai generasi baby boomers pantang menyerah dan tidak perlu malu bertanya atau minta diajari oleh anak cucu yang lebih piawi memainkan smartphone. Inilah yang disebut dengan peribahasa Jawa “Kebo Nusu Gudel” (Kerbau Menyusu Anak Kerbau), artinya orang yang lebih tua (usia) minta diajari oleh orang yang lebih muda. Malu bertanya sesat dijalan, artinya segan bertanya akan rugi sendiri karena persoalan yang dihadapi tidak ditemukan jalan keluarnya.

Kesulitan yang kedua kalau menulis dengan PC sudah terbiasa menggunakan mouse, jadi untuk memindahkan tulisan dari Word ke web dengan mudah untuk memberi tanda dengan memblok di copy paste. Akibatnya kalau menulis di smartphone langsung ke web Kompasiana dan ini sangat beresiko kalau tiba-tiba jaringan internet yang tidak stabil mati, sementara tulisan belum tersimpan. Akibatnya pekerjaan sia-sia padahal ide yang sedang mengalir. Kondisi ini secara teknis sangat mengganggu, dan untuk mengulangi tulisan perlu mengaduk-aduk ide agar kembali mengalir. Sebenarnya ini masalah kebiasaan dan kelincahan untuk memainkan jari jemari diatas tuts keyboard baik PC maupun

Berdasarkan pengalaman pribadi tersebut untuk menyiasati kesulitan ketika menulis di luar kota, mengingat smartphone yang dimiliki terlalu kecil hurufnya, maka perlu membawa tablet yang sudah diisi dengan kuota internet. Di berbagai tempat umum seperti bandara, angkutan umum bis, KA sudah tersedia wifi, sehingga dengan mudah dapat mengakses berita, membuka web Kompasiana. Menulis bagi penulis perlu ketenangan suasana, sehingga di tempat umum mengalami kesulitan untuk menuangkan ide/gagasannya, walau ada yang tetap bisa menulis di berbagai kondisi lingkungan. Apalagi menulis diatas kendaraan yang sedang berjalan, jujur penulis tidak dapat melakukan, bahkan untuk membaca pun kepala cepat pusing. Jadi menikmati perjalanan sambil melihat pemandangan dari balik jendela, dan mencari inspirasi lebih baik daripada pusing melibat tulisan di smartphone.

Kalau ada ide muncul mendadak dapat ditulis dalam secarik kertas atau buku notes yang selalu tersedia dalam tas, supaya tidak mudah hilang dari memori ingatan. Ini kata para ahli yang sudah malang melintang dalam dunia tulis menulis. Sayang sekali kalau ide yang sering melintas dalam pikiran itu hilang begitu saja, dan tidak sempat untuk menyimpannya apalagi menuliskannya untuk dibagikan kepada semua orang melalu blog Kompasiana. Jadi kemanapun, bukan berarti berhenti untuk berbagi cerita via mobile.

Yogyakarta, 20 Juli 2018 Pukul 10.08




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline