Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Petani, Penulis

3 Tips Terhindar Hipertensi Ketika Konsumsi Daging Kambing

Diperbarui: 24 Juli 2021   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sajian tongseng kambing. Sumber: Shutterstock/E Dewi Ambarwati via Kompas.com

Dua tahun lalu, ada salah satu warga dusun yang meninggal usai perayaan Iduladha, tepatnya tanggal 11 Dzulhijah. Konon, penyebab meninggalnya warga tersebut karena tensinya naik setelah mengonsumsi daging kambing.

Daging kambing punya reputasi buruk di mata masyarakat, yakni sebagai sumber kolesterol, darah tinggi, lebih kejam sebagai penyebab kematian. Duh ini fitnah atau fakta? 

Faktanya, jumlah hewan kurban di dusun saya, 14 ekor kambing dan 4 ekor sapi. Mungkin karena pandemi, jumlah hewan kurban menurun. Lima tahun ke belakang jumlah hewan kurban mencapai 7 ekor sapi dan 17 ekor kambing.  

Dengan jumlah hewan kurban yang banyak, seluruh kepala keluarga mendapatkan jatah daging merah  sebanyak 1Kg. Semua dapat sama rata, kecuali panitia dan yang kurban ada tambahan 1kg. Apalagi panitia, tambahannya tulang, kepala, sikil, buntut, ati, jeroan.

Kembali ke kisah salah satu warga yang meninggal, saya memanggilnya Bu Tejo, usianya 65 tahun. Pada tanggal 10-11 Dzulhijah, saya yakin semua warga makan daging kurban, ada yang makan sate, gulai, tongseng, rawon, soto, rendang. Tentu dengan porsi yang berbeda-beda. Wafatnya Pak Suro diduga karena telah makan daging kambing, faktanya sebelum Iduladha, dia sudah sakit lama. 

Anggapan ini tidak didukung oleh bukti ilmiah.

Melansir dari laman Kemenkes.com, kandungan lemak, kolesterol pada daging kambing lebih rendah dibandingkan daging merah lainnya. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian AS, daging kambing (per 100g) menghasilkan kalori paling sedikit dibandingkan daging ayam, sapi, babi, dan domba. Dalam sebuah laporan ilmiah pada tahun 2014, daging kambing bukan pemicu hipertensi.

Dokter spesialis gizi Samuel Oetoro mengatakan, "Ancaman tersembunyi yang dapat memicu hipertensi dalam hidangan daging kambing bukanlah daging itu sendiri, melainkan garam."

Saya ingin makan sup daging kambing, tetapi, takut darah tinggi. Ikuti saran dokter Samuel yuk!

1. Mengurangi garam

Dokter Samuel mengatakan, "Makan sup kambing enggak apa-apa, selama garamnya jangan berlebihan, dalam bentuk garam dapur maupun MSG (Monosodium Glutamat) Terus pilihan dagingnya jangan yang berlemak, jangan jeroan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline