Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Petani, Penulis

Tujuan Menulis (Part 1): Sebagai Media Dakwah

Diperbarui: 15 Maret 2021   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar pixabay.com telah terbit kompasiana.com

Sahabatku yang budiman,

Setiap penulis tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai atas tulisannya. Tujuannya itu pun berbeda-beda, seperti sebagai; sarana dakwah, mata pencaharian, atau hanya sekadar menyalurkan hobi. Apa pun tujuannya, sah-sah saja selama itu tidak keluar dari kaidah.

Pada artikel ini, saya ingin berbagi tujuan menulis sebagai sarana berdakwah. 

Tujuan menulis sebagai sarana dakwah. Ya ... pada zaman sekarang sangat mudah untuk menyebar kebaikan melalui tulisan. Media sosial bisa digunakan sebagai media untuk dakwah. Dakwah melalui tulisan disebut dengan dakwah bil-Qalam.

Ada beberapa kelebihan berdakwah melalui tulisan. Di antaranya, bisa dilakukan di mana saja dan tidak terhalang ruang dan waktu. Baik penulis atau pembaca tidak bertemu.

Yang perlu dilakukan oleh penulis adalah mencontoh kisah Nabi Hud a.s. yang berdakwah secara jujur yakni menyamakan tuisan dengan lisan dan perbuatan. Juga berdakwah dengan ikhlas.

Ketika dua hal tersebut sudah ditetapkan dalam hati, InsyaAllah dakwah tidak akan lelah. Seperti kita ketahui dakwah itu jalannya panjang dan pengikut atau pun pembaca kurang banyak peminatnya.

Ustadz Faisal Kunhi yang tidak lelah berdakwah melalui tulisan dan lisan. Dalam setiap dakwahnya, beliau memberi pencerahan dengan kisah-kisah Nabi seperti kisah Nabi Hud a.s.

Nabi Hud a.s yang iklas dan jujur berdakwah terhadap kaumnya, walaupun beliau dianggap kurang akal. Nabi Hud a.s berkata, "Hai kaumku tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi, aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam." ( QS. Al Araf 67)

Nabi Hud a.s. juga tidak meminta upah atas dakwah, melainkan kepada Rabb yang telah mengutusnya. Sesungguhnya kebaikan dunia dan akhirat secara keseluruhan hanya berada di tangan-Nya.

"Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkannya?" (QS. Huud 51)

Dalam hal ini, kita tentu sudah tahu, menulis dengan tujuan dakwah tidak menilai hasil tulisan dengan uang. Bukan tidak memerlukan materi, tetapi, ada segala sesuatu yang memang tidak bisa dinilai dengan sejumlah uang. Wallahu a'lam bish-shawabi.

Semoga bermanfaat.

Salam hangat

Sri Rohmatiah/15/3/2021

Referensi: Ceramah Ustadz Faisal Kunhi melalui WhatApp Grup




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline