Lihat ke Halaman Asli

Mudik, Jangan Pipis Sembarangan

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1406745359563430882

Hari raya idul fitri telah tiba. Ramai orang berbondong-bondong mudik menuju kampung halaman, demi memenuhi bakti kepada orang tua. Banyaknya rintangan dihadapi juga, termasuk menghadapi kemacetan dan berdesakan di kendaraan bagi yang menggunakan angkutan umum.

Niat yang baik disertai dengan cara yang baik akan menghasilkan hasil yang baik juga. Namun sayang, ada beberapa pemudik yang mempunyai kebiasaan yang kurang bagus di saat perjalanan mudik, antara lain buang sampah sembarangan, meludah sembarangan, mengemudi sembarangan, dan juga pipis sembarangan. Untuk kebiasaan yang terakhir ini, pelakunya mayoritas adalah laki-laki.

Sebenarnya saya merasa heran, kok laki-laki dewasa bisa-bisanya berhenti kemudian langsung buka celana dan buang air kecil sembarangan. Ibaratnya kalau dia dibuntuti paparazi yg selalu siap dengan kameranya yang super canggih, yang bisa zoom dari jarak yamg jauh, auratnya itu pasti tertangkap kamera. Kemudian tanpa istinja' (cebok) langsung tutup celana dan kemudian seperti tidak terjadi apa-apa. Pelaku dari pipis sembarangan inipun cukup bervariasi, dari yang naik motor, sopir truk, sopir kendaraan pribadi, penumpang segala jenis kendaraan darat baik itu kendaraan ekonomi maupun mobil mewah.

Kenapa tidak pipis pada tempatnya?

Sebagai orang dewasa tentunya 'harusnya' sudah tahu bahwa tempat pipis yang benar itu adalah di kamar mandi atau wc yang tertutup, dan kemudian melakukan istinja' untuk membersihkan najis dan menjaga kebersihan diri.

Dimana harusnya pemudik berhenti untuk pipis?

Di masjid, pom bensin, hampir semuanya menyediakan fasilitas kamar mandi. Dan masjid maupun pom bensin itu bukan tempat yang langka kita jumpai sepanjang perjalanan. Tiap 10 menit mungkin kita sudah melewari 1 atau 2 masjid dan pom bensin. Jadi pertanyaan yang selalu berputar-putar di kepala saya adalah, mengapa harus memilih tempat sembarangan untuk pipis? Sedangkan anak kecil saja sudah bisa kita kondisikan untuk menahan pipisnya dulu, sampai kendaraan yang kita tumpangi menjumpai masjid atau pom bensin. Jadi alasan 'sudah kebelet banget' kurangbbisa ditolerir untuk orang yang sudah dewasa.

Kebiasaan buruk, jangan diterus-teruskan. Bila dalam satu keluarga ada yangmempunyai kebiasaan pipis sembarangan ini, akan menular ke anak-anak yang mereka notabene senang meniru perilaku orang dewasa.

Semoga seperti gerakan 'buanglah sampah pada tempatnya' bisa berefek juga untuk gerakan 'pipislah pada tempatnya'.

Saya mengajak pembaca semua untuk memulai dari keluarga kita, saudara kita, tetangga kita, masyarakat kita. Semoga kesadaran pipis pada tempatnya dapat membawa perubahan lebih baik untuk kepribadian individunya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline