Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Diperbarui: 9 Desember 2022   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada [3]. Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

(Husnul Hotimah, Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning, JURNAL EDUKASI 2020, VII (3): 5-11)

 

Melalui metode make a match, suasana pembelajaran rileks yang memicu peserta didik untuk aktif berpikir dapat tercipta, sehingga peserta didik akan belajar memecahkan soal tanpa perasaan tegang (Huda, 2014; Wibowo dan Marzuki, 2015). Suasana belajar yang demikian akan memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa yang semula rendah menjadi tinggi, sebab make a match membuat siswa merasa senang dan cepat menerima materi yang diberikan oleh guru (Rusman, 2012; Faradina & Arianto, 2019). Keaktifan siswa dapat meningkat melalui penerapan metode make a match dikarenakan siswa belajar di dalam suasana yang menyenangkan untuk menyelesaikan suatu masalah (Herlikano & Sujadi, 2017; Ismayani & Purwasih, 2019).

(Copyright The Author(s) 2021 Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 2, Mei -- Agustus 2021)

Dalam Jurnal penelitian oleh Indrawanto dkk menunjukkan Teori metode diskusi kelompok, yaitu format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas belajar secara bersama-sama. Karena itu dituntut untuk mampu melibatkan keaktifan siswa bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok. Pelaksanaan diskusi dalam pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dengan cara membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan semua peserta didik bisa berpartisipasi secara aktif. Metode diskusi menuntut guru untuk dapat mengelompokkan peserta didik secara aktif dan proporsional yang didasarkan pada:

(a) Fasilitas yang tersedia

(b) Perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar

(c) Jenis pekerjaan yang diberikan

(d) Wilayah tempat tinggal peserta didik

(e) Memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline