Lihat ke Halaman Asli

Bentengi Generasi Penerus dengan Pancasila

Diperbarui: 21 Agustus 2017   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancasila - http://krjogja.com

Ancaman radikalisme dan terorisme terus terjadi. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga menyebar ke seluruh negara. Berkat kejelian densus 88, berbagai rencana teror berhasil digagalkan. Bahkan, beberapa hari sebelum peringatan hari kemerdekaan pada 17 Agustus kemarin, Densus kembali berhasil menggagalkan rencana teror yang ditujukan ke istana negara. Namun, upaya penindakan yang dilakukan petugas ini harus didukung juga dengan upaya pencegahan. Dan upaya yang satu ini harus dilakukan oleh semua pihak. Cara yang paling efektif adalah, membentengi diri dengan Pancasila.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pernah mengatakan, "Mengamalkan Pancasila, sesungguhnya kita sedang menjalankan nilai-nilai agama. Dalam banyak kesempatan, Pancasila wujud keamanan dalam wujud di Indonesia."Pernyataan menteri agama ini tentu benar adanya. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, pada dasarnya merupakan intisari dari kepribadian bangsa ini. Meski Indonesia mempunyai banyak suku, tidak ada satupun yang menolak atau bertentangan dengan Pancasila. Karena Pancasila merupakan dasar negara, yang bisa menyatukan setiap perbedaan di Indonesia.

Kemarin, pada 17 Agustus 2017, Indonesia baru saja merayakan hari kemerdekaan. Perjuangan sampai 72 tahun Indonesia merdeka, tentu bukan perkara yang mudah. Apalagi saat ini, Indonesia dihadapkan pada persoalan komitmen tentang persatuan dan kesatuan. Sebagian dari masyarakat kita mempermasalahkan keberagaman yang telah ada dari dulu. Bahkan, Pancasila juga sempat dinilai tidak lagi relevan. Jika ada yang mengatakan hal ini, mereka pasti tidak mengerti budaya Indonesia. Mereka pasti punya agenda lain, untuk menjadikan Indonesia tidak lagi beragama, tidak lagi beragama, tidak lagi berbudaya, dan tidak lagi toleran.

Kelompok radikal, ingin menjadikan Indonesia menjadi negara muslim, karena mayoritas penduduknya muslim. Tapi mereka lupa, kalau Indonesia bukanlah negara Islam. Indonesia adalah negara beragama, karena juga mengakui Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Bahkan disebagian pedalaman masyarakat Indonesia masih ada yang menganut aliran kepercayaan. Mereka meski minoritas mempunyai hak yang sama dengan masyarakat yang lain. Karena itulah, mulai tinggalkan istilah mayoritas minoritas. Tinggalkan istilah yang paling benar dan yang tidak benar. Kita semua sama yaitu Indonesia.

Dalam sila pertama jelas disebutkan, bahwa negara kita ini adalah negara yang beragama. Tanpa campur tangan Tuhan YME, Indonesia tidak akan merdeka. Dan tanpa campur tangan Tuhan, Indonesia tidak akan berkembang seperti ini. Sebagai wujud syukur, maka percaya kepada Tuhan dengan cara beribadah dan memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing, menjadi hal yang wajib. Selanjutnya kita juga dianjurkan untuk memanusiakan manusia. Manusia mempunyai kedudukan yang sama. Kita dianugerahi akal dan pikiran, maka sudah semestinya setiap ujaran dan perilaku kita memanusiakan manusia yang lain.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah, karena kita negara kesatuan, negara yang mempunyai wilayah yang sangat luas, mempunyai keanekaragaman suku dan budaya, maka menjaga persatuan dan kesatuan juga wajib dilakukan. Karena kita ini beragam, tentu yang namanya perbedaan menjadi hal lumrah. Berbeda pendapat menjadi hal yang biasa. Karena itulah, kita juga mempunyai tradisi musyawarah untuk mendapatkan solusi. Musyawarah ini tentu harus dengan mengedepankan kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi atau kelompok.

Jika kita bisa melaksanakan itu semua, yang terjadi adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan yang diinginkan semua masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila inilah, yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Agar gempuran paham radikalisme dan intoleransi ini, bisa kita minimalisir dari masyarakat kita. Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline