Lihat ke Halaman Asli

Sofyan Utiarahman

Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Diary: Tugas Kepala Sekolah, Apabila Guru Tidak Masuk

Diperbarui: 28 Januari 2023   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokpri

Tulisan ini adalah wujud resolusi di Tahun 2023, "Menulis Refleksi"

Jumat, 27 Januari 2023. Hujan belum reda. masih membasahi bumi Tilamuta. Meninggalkan kesan lubang sedalam satu sentimeter. menebarkan cuaca dingin hingga menusuk tulang. 

Guru kelas 3A di sekolah yang saya pimpin tidak masuk sekolah. Segera terbersit di pikiran, saya harus mengajar di sekolah tersebut. Agar hak murid-murid terpenuhi. Meskipun banyak tugas yang harus saya selesaikan. Tugas yang sebelumnya sudah direncanakan malam tadi. Belum lagi menerima tamu, yang hampir setiap hari mengurus keperluannya di sekolah. 

Beruntung, adminsitrasi guru tersedia. Saya membaca program semester yang berada di atas meja guru. Melihat materi pembelajaran pada hari tersebut. Agar materi belajar sesuai dan bukan materi pengulangan.

Setelah menyapa dan memberi semangat, para murid, mereka ditugaskan membuat dialog. Temanya cuaca saat ini. Kontekstual dengan yang sedang dirasakan. 

Para murid antusias bekerja. Membuat dialog secara berkelompok. Berdiskusi, merumuskan kalimat. Ada rasa kagum di dalam hati. Murid-murid benar-benar buka botol kosong. Mereka memiliki pengalaman belajar dan potensi. Tinggal guru yang memediasi agar potensi mereka tersalurkan.

Dialog yang dihasilkan sebanyak satu halaman. Dari kalimat yang mereka susun sendiri. Tidak melihat di buku. Tidak pula diberi petunjuk. Murni, dari pemikiran sendiri. 

Layaknya kameramen, saya merekam video akting para siswa tersebut. Di luar kelas. Settingnya di bawah pondok literasi dan di teras di depan kelas. 

Setiap kelompok mempraktikan dialog yang mereka susun. Ber-akting di depan kamera. Saya menggunakan ponsel untuk merekam video dialog mereka. Aktingnya lucu. Ada yang penuh percaya diri, ada pula yang malu-malu, tersipu-sipu. Saya menganggap hal tersebut manusiawi. Tidak perlu mengeluarkan urat leher untuk membimbing mereka. Cukup menuntun dengan penuh kasih. Sebab murid adalah individu yang unik. Individu yang tumbuh dan berkembang. Kita menuntun mereka, bukan menuntut sesuai kehendak guru.

Sukses, murid-muridku, sayang!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline