Lihat ke Halaman Asli

Sofarul Wildan Akhmad

Masyarakat Kampungan

Muhammad Kalbu yang Selalu Menangisi

Diperbarui: 18 Oktober 2021   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika Allah berkehendak untuk menciptakan alam semesta, tentu pada saat itu tidak ada wujud selain Allah. Pada saat itu pula, desain alam semesta yang Allah lakukan mengandung makna makna yang sangat agung dari nama nama dan sifat sifat Allah yang tentunya hal itu bertujuan agar setiap makhluk yang Allah ciptakan secara otomatis membawa misi agung yaitu memperkenalkan Allah pada alam semesta. Maka dari itu, setiap makhluk yang senantiasa bertafakkur terhadap makhluk dengan tafakur yang sebenar-benarnya maka akan membuahkan makrifah tentang Allah.

Perlu kita pahami bahwa desain ciptaan yang Allah ciptakan senantiasa menyejarah dan menjadi sumber eksistensi dari semua makhluk yang akan Allah ciptakan, dan Nabi Muhammad SAW merupakan hulu dari sesuatu yang sempurna yang Allah ciptakan. Oleh karena itu, semua makhluk yang ada di alam semesta ini berasal dari satu desain yang sama meskipun secara lahiriyah penampaknnya berbeda beda namun pada hakikatnya semua makhluk di alam semesta ini memiliki kesamaan makna.

Allah memiliki sifat pengasih, penyayang, lembut, mendengar, pemaaf, melihat, berbicara. sifat sifat tersebut kemudian tertampakan pada hakikat Muhammad Saw, hal itu mengartikan bahwa semua makhluk yang didesain dengan hakikat Muhammad Saw pasti bersifat dengan sifat sifat Allah diatas karena sifat sifat diatas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari desain makhluk alam semesta ini. Kalau saja Allah sendiri tidak berkenan memperkenalkan diri dan nama nama Nya kepada kita, manusia dan makhluk apapun yang ada di alam semesta ini tidak akan punya tools, alat, media, bahkan ilmu apapun untuk mencapai tahap mengetahui nama-Nya, Dzat-Nya, Karakter-Nya serta apapun tentangNya.

Itulah sebabnya Kita pantas untuk membungkuk, ndloshor menghaturkan matur sembah agungipun panuwun kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kita mecintai, kita menyayangi namun kita belum bisa benar benar mengikuti. Kita masih terus bergantung pada kekuasaan kekusaan disekitar kita, kita masih tunduk terhadap atasan, kita masih bergantung dan bersujud pada uang.

Muhammad SAW sesungguhnya kalbu aziizun alaihi maa aniituum, kalbu yang welas asih- hati yang tidak tegaan terhadap nasib penderitaan umatnya, kalbu yang selalu menagisi.  Yang harus kita tumbuh suburkan adalah kesetian untuk terus mensyukuri betapa luasnya rahmat Allah, menjunjung tinggi apresiasi terhadap kasih sayangNya. Sambil belajar kasih sayang kanjeng nabi kepada umatnya bahwa beliau adalah Rahmatan lil alamain.

Ya Nabi salam alaika, Ya Rasul salam alaika




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline