Puisi | Sembilan Detik 4
Soetiyastoko
Lidahku, lidah penyiar-penyair
ada saja kata-kata tertata-indah
dan selaras,
itu kata para karib-kuHmm, ...
Mereka biasa rela antri
untuk kupilihkan kalimat rayu
dalam surat lipat tujuh !Nyatanya di depan-mu
semua mampu-ku, raib
Jangankan satu jam cengkrama,
sembilan detik pun tak bisaLalu,
bagaimana meyakinkan-mu
kala diriku tak meyakinkan
Limbung oleh gelisah membeban(Haruskah aku minta tolong, agar sahabat-mu yang sering kedipkan sebelah matanya padaku, sampaikan isi hati-ku, pada-mu...)
***
Pagedangan, Kamis 20 Januari 2022, sepinya dini hari, jadi teropong ke masa lalu, jelang remaja. Lalu kucatat yang bergaris bawah tebal.