Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Sembilan Detik 4

Diperbarui: 22 Januari 2022   02:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi | Sembilan Detik 4

Soetiyastoko

Lidahku, lidah penyiar-penyair
ada saja kata-kata tertata-indah
dan selaras,
itu kata para karib-ku

Hmm, ...
Mereka biasa rela antri
untuk kupilihkan kalimat rayu
dalam surat lipat tujuh !

Nyatanya di depan-mu
semua mampu-ku, raib
Jangankan satu jam cengkrama,
sembilan detik pun tak bisa

Lalu,
bagaimana meyakinkan-mu
kala diriku tak meyakinkan
Limbung oleh gelisah membeban

(Haruskah aku minta tolong, agar sahabat-mu yang sering kedipkan sebelah matanya padaku, sampaikan isi hati-ku, pada-mu...)

***

Pagedangan, Kamis 20 Januari 2022, sepinya dini hari, jadi teropong ke masa lalu, jelang remaja. Lalu kucatat yang bergaris bawah tebal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline