Lihat ke Halaman Asli

Surya Rianto

Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, dan Anime

Bookbar, Strategi Toko Buku Hadapi Tantangan Digital

Diperbarui: 30 Juli 2019   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bookbar tengah menjadi tren di China, tetapi kafe buku juga sudah cukup menjamur di Indonesia. Berikut ada tulisan dari Suryarianto.id terkait tren Bookbar sebagai strategi toko buku menghadapi tantangan digital. 

Akun Twitter @Mentimoen membuat sebuah thread yang menceritakan tren bar buku atau disebut Shuba di China. Di sana, pengunjung bisa mendengar musik, membaca buku, sampai diskusi dengan orang tak dikenal.

Shuba disebut adalah perubahan tren yang terjadi di Negeri Tirai Bambu tersebut. Sebelum Shuba, tren di sana adalah Internet Bar alias Wangba.

Dalam buku berjudul Globalization and Cultural Trends in China karya Kang Liu menuliskan, keberadaan Wangba mencapai puncaknya pada 2002.

Ketika musim panas 2002, penulis mengunjungi sekitar 30 internet cafe di Nanjing, 12 di Beijing, dan 3 di Shanghai. Internet Cafe itu rata-rata terdiri dari 20 sampai 30 komputer dengan ukuran ruangan sekitar 30-40 meter persegi.

Namun, puncak era Wangba itu diwarnai dengan tragedi ketika ada kebakaran di sebuah internet cafe. Kebakaran internet cafe itu hingga menewaskan 25 anak muda di sana.

Korban tewas terjadi karena bentuk ruangan internet cafe yang tidak ada jendela. Hal itu membuat pengunjung maupun pekerja di sana tidak bisa melarikan diri ketika terjadi kebakaran.

Adapun, bentuk ruangan Wangba yang terkesan tertutup itu akibat pemiliknya beroperasi secara ilegal hingga tengah malam. Ruangan pun dikunci untuk menyembunyikan aktivitas internet cafe tersebut.

Namun, era Wangba sudah berakhir dan menuju perkembangan yang lebih baik yakni, Shuba.

Bookbar tempat membaca buku dan bercengkrama dengan orang asing

Tren toko buku memang semakin menurun, terutama di Amerika Serikat (AS). Serbuan toko daring menjadi salah satu faktor utamanya.  

Bahkan, Jepang meluncurkan film berjudul Tatakau! Shoten Girl tentang perjuangan toko buku bertahan di tengah serbuan toko daring.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline