Lihat ke Halaman Asli

Pejuang yang Berangkat dari Titik Nol (Sebuah Resensi)

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Judul: Guru-Guru Keluhuran

Penulis: St.Sularto (ed)

Penerbit: Kompas

Tahun Terbit: 2010

ISBN: 978-979-709-512-3

Telah sekian lama peringatan kemerdekaan Republik Indonesia selalu dibuat dengan sekedar mengadakan pertunjukan kehebohan. Kemeriahan itu terpuji, dan riuh lomba seharian pada hari kemerdekaaan adalah momen jenaka bersama tetangga. Bersama-sama kita semua butuh merayakan syukur dengan kemeriahan suasana. Tetapi apa yang bisa kita syukuri? Alangkah baiknya apa bila rasa syukur tersebut diwujudkan dalam bagaimana cara merawat kebudayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia supaya tidak diklaim oleh bangsa lain.

Impian, cita-cita, harapan, adalah aspek ideal dari kehidupan yang menawarkan cahaya, keindahan, dan kesempurnaan. Tak demikian halnya dengan kenyataan, realitas, yang tak selalu gemerlap, indah, bahkan kerap penuh aura kegelapan.

Gambaran, impian dan harapan 23 tokoh nasional senior, yang telah menjalani hidup dalam tiga zaman: yaitu zaman kolonial Belanda yang diselingi Inggris, zaman pendudukan Jepang, dan zaman kemerdekaan, terangkum dalam buku ini. Melalui buku inilah kita dapat belajar sejarah bangsa sekaligus menyelami kisah orang-orang yang terlibat dalam pergolakan perjuangan hidup dari titik nol hingga pecah menjadi sejarah kesuksesan mereka.

Daoed Joesoef misalnya, mantan Mentri Pendidikan dan Nasional tahun 1978-1982 yang membakar semangat nasionalisme melalui cerita masa kecilnya, saat Belanda menolak dirinya membeli buah apel di Restoran Ter Meulen, hingga melahirkan mimpinya akan Indonesia yang bebas dari penjajahan. Bagaimana mimpi Adrian B. Lapian yang sejak muda mencita-citakan Indonesia merdeka dan menjadi negara adidaya di laut? Semangat apa yang diperlukan untuk menciptakan negara entrepreneur berbasis pendidikan menurut Ciputra?

Merekalah “Guru-Guru Keluhuran” yang mewariskan semagat, cita-cita, dan impian menuju Indonesia yang lebih maju. Patut dicontoh semangat dan perjuangannya oleh setiap generasi yang ingin mempertahankan Indonesia. Inilah yang perlu kita cermati dan dalami untuk menggugah diri kita bangkit dan berusaha menjadi keluhuran-keluhuran junior bagi bangsa ini. (AK)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline