Lihat ke Halaman Asli

Slamet Arsa Wijaya

Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Tak Sepi Mawas Diri Berkah Selamanya

Diperbarui: 21 Oktober 2020   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.pinterest.com/pin/510666045217200136/

Sesaat kesima olah rasa pujangga bahwa tak perlu sombongkan diri. Bermula dari sehelai daun tiada daya. Terbang terbawa angin dan entah dimana dijatuhkan. Bila dihanyutkan di deras arus pun tak kuasa menahan karena papanya. Andai dijatuhkan di atas tanah jua mudah terinjak-injak dan tertendang-tendang tiada kira.

Itulah sejatinya hamba begitu kecil dan lemah di mata Tuhan. Yang tak sepatutnya terlalu berbesar hati apalagi membangkang. Harmoninya berbakti dan selami irama perintah sucinya. Sayang, terjadi sebaliknya ada congkak, abai dan tak kerjakan perintah. Selebihnya makin senang yalakan bara dendam dan mekarkan perselisihan.

Tak jarang busungkan dada dan bicara seenaknya. Tanpa canggung tiupkan amarah dalam melodi hawa nafsu. Seolah tlah mampu menyetir roda dunia kemana kan dibawa. Hanya karena harta benda dimiliki, kecilkan makna humnisme. Tak sepadan itu pemulung yang dihadapkan gunung.

Sejatinya memang tak perlu agung-agungkan diri dalam hidup yang sekejap ini. Para bijak bilang cuma sekedar mampir minum. Tak keliru dianjurkan bajik dan bijak pada sesama. Menjaga tiap perkataan tak murah melukai hati. Niscaya sabdanya patuhi, perlindungan dan anugerah jadi berkah selamanya.

*****

Bekasi, 21/10/2020

#easwe.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline