Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Timnas Masih Ada Harapan Menang atau Imbangi UEA

Diperbarui: 10 Oktober 2019   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: BolaSport.com

Tidak ada yang mustahil dalam sepak bola. Kendati sudah memetik dua kali kekalahan, takluk di kandang sendiri oleh Malaysia dan Thailand, namun harapan Timnas Senior Idonesia masih ada. 

Meski boleh dibilang mustahil dapat menekuk Uni Emirat Arab (UEA) di kandangnya, namun sepak bola bukan matematika. Bentrok Indonesia melawan UEA pada lanjutan Grup G kualifikasi Piala Dunia 2022, di Stadion Al Maktoum, Dubai, Kamis (10/10) malam, akan menjadi pembuktian bagi pelatih Simon McMenemy, bahwa ia masih layak dipercaya oleh PSSI, bukan publik sepak bola nasional untuk memimpin Timnas yang sudah dibikinnya compang-camping. 

Faktanya, pada dua laga sebelumnya, atas racikannya, Timnas harus mengakui keunggula tim lawan, yakni dari Malaysia 3-2, dan Thailand 3-0. Bila di kandang UEA Timnas kalah lagi, kira-kira, apa yang akan dijadikan alasan oleh Simon maupun PSSI? 

Sementara untuk meraih kemenangan melawan tim unggulan teratas Grup G, secara matematis, mustahil. Namun, bila merujuk pada hasil Malaysia dan Thailand yang dapat menekuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), maka ada asa bila penggawa Garuda dapat berbuat seperti Malaysia dan Thailand, minimal untuk mengimbangi UEA. 

Sayangnya, pemain Indonesia dan pelatihnya, bukanlah model pemain dan pelatih Malaysia dan Thailand, jadi harapan untuk minimal mengimbangi apalagi mencuri kemenangan, yakin mustahil. 

Boleh saja pemain dan pelatih berharap kemenangan jadi target yang harus didapatkan timnas Indonesia pada lawatan ke markas UEA, demi menjaga asa skuat Garuda lolos babak selanjutnya, namun kinerja dilapangan wajib diubah 180 derajat. 

Selain menghadapi tim sekelas UEA, pasukan Garuda juga harus mengahadapi perbedaan waktu, cuaca, dan kendala fisik karena dalam dua laga sebelumnya, fisik pemain Timnas begitu mengecewakan. 

Terlebih, Timnas Indonesia adalah satu-satunya Timnas yang menurunkan pemain yang rerata usianya uzur. Mau intrik, taktik, dan strategi jitu seperti apapun, bila fisik pemain tak mendukung, maka permainan hanya sia-sia dan pelatih Simon pun sejatinya belum layak menjadi nakoda Timnas Indonesia. 

Simon levelnya masih sebatas pelatih klub. Kita lihat apa yang akan diupayakan Simon malam nanti. Kita lihat kemampuan pemain yang diandalkan pelatih, namun bukan pilihan publik dalam membawa Timnas berjaya. 

Yang pasti, dari berbagai sisi, seharusnya malam nanti, Timnas tidak harus diracik oleh Simon. Pun tidak harus diisi oleh semua pemain yang sekarang sudah berada di UEA, karena Timnas belum diisi sepenuhnya pemain Timnas harapan publik. 

Sekarang kita hanya dapat berdoa, apapun yang sudah terjadi, malam nanti Timnas Senior akan memainkan laga ketiga. Semoga ada harapan Simon dan pasukan  Garuda membalikkan keadaan dan fakta mustahil-matematis menjadi fakta logis bahwa Timnas dapat berdaya minimal mengimbangi UEA. Aamiin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline