Lihat ke Halaman Asli

Arti Penting Sifat Kimia Tanah bagi Produktivitas Tanaman

Diperbarui: 29 Maret 2021   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Panen Raya Padi di Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang (Sumber: Dokumentasi Sendiri)

Indonesia merupakan negara agraris, disebut sebagai jamrud khatulistiwa. Negara yang subur hingga oleh musisi tanah air, Koes Plus disyairkan “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. 

Hal ini menggambarkan tidak perlu usaha yang “lebih” untuk menanam atau membudidayakan tanaman di Indonesia. Biji disebar, tumbuh tanaman. Batang pohon ketela diletakkan saja, juga menjadi tanaman. 

Akan tetapi apakah kita tahu mengapa bisa demikian? Apa yang sebenarnya ada di dalam tanah, sehingga bisa menumbuhkan biji menjadi akar, batang, daun, hingga bunga dan buah?

Belajar sedikit mengenai tanah, budidaya, dan produktivitas tanaman. Menurut Hanafiah (2014) tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral-mineral tertentu sesuai dengan jenis tanahnya. 

Budidaya tanaman erat kaitannya dengan kesuburan tanah. Apabila kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan tanah dalam budidaya tanaman, bukan menjadi hal yang mustahil, hasil panen yang berlimpah dapat kita raih.

Lahan yang subur merupakan faktor penting pendukung dalam budidaya tanaman. Penilaian subur dan tidaknya suatu tanah dapat dilihat dari sifat kimia tanah seperti C-Organik, pH, Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), dll. 

pH tanah merupakan salah satu indikator ketersediaan hara yang dapat diserap oleh tanaman. Range ph tanah berkisar 0-14. pH netral adalah 5,5-7. Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan pH meter. 

Apabila pH kurang dari 5,5 maka disebut pH asam, sehingga dapat ditambahkan kapur dolomit untuk meningkatkan pH yang asam sampai dengan netral. 

Apabila pH lebih dari 7 disebut pH basa, maka dapat ditambahkan belerang untuk menurunkan pH hingga ke angka netral. Perhitungan pemberian kapur dolomit (untuk tanah asam) dan belerang (untuk tanah basa) dapat dihitung jumlahnya dengan melihat besaran luas lahan.

Penambahan bahan organik selain meningkatkan kandungan C-Organik juga berhubungan positif dengan kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang ada di dalam tanah. 

Bahan organik yang diberikan dapat memperbaiki sifat kimia tanah. muatan positif yang dihasilkan karena penambahan bahan organik akan meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah, sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah meningkat. Begitu pula dengan kejenuhan basa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline