Pembangunan sering kali dianggap identik dengan kemajuan ekonomi. Namun, di balik itu ada pertanyaan yang cukup penting: apakah aktivitas pembangunan di lakukan secara layak secara ekonomi dan ramah lingkungan? Pertanyaan ini membuat pendekatan ekonomi menjadi sangat penting. Dalamm kerangka ini, Terdapat beberapa intrumen teortis yang terkait, yakni studi kelayakan, uji kelayakan ( internal dan eksternal), serta uji kelayakan.
Ekonomi Lingkungan: Menyatukan Profit dan Ekologi
Ekonomi lingkungan berusaha menjembati dua kepentinan yang berlawanan kebutuhan manusia untuk terus tumbuh secara ekonomi, dan kewajiban menjaga kelestarian ekosistem. Teori ini dikenal dengan konsep nilai lingkungan. Manfaat langsung (seperti hasil panen atau kayu) manfaat tidak langsung ( udara bersih, fungsi ekologi hutan, atau nilai warisan untuk generasi mendatang).
Studi Kelayakan: Lebih dari Sekedar Untung dan Rugi
Studi kelayakan juga menilai apakah proyek itu menguntungkan atau membuat kerugian yang cukup besar hingga kecil. Studi kelayakan juga mempertimbangkan faktor teknis, sosial, hukum, dan lingkungan. Metode seperti Net Present Value (NPV) atau Benefit-Cost Ratio (BCR) kerap di lakukan untuk menghitung kelayakan ekonomi. Namun, Dalam konteks ekonomi lingkungan, dampak ekologis dan sosial harus di hitung sebagau biaya dan manfaat yang sama pentinganya dengan keuntungan finansial.
Uji Kelayakn Internal dan Eksternal
Uji kelayakan umumnya dibagi menjadi dua, yakni Internal dan eksternal. Uji internal ini menitik beratkan pada persiapan dari dalam Perusahaan, seperti manajemen, modal, tenaga kerja, dam teknologi. Sedangkan Eksternal menilai faktor dari luar organisasi, mulai dari kondisi pasar yang selalu berubah, regulasi pemerintah, hingga lingkungan sosial dan Ekologi. Keduanya tidak dapat di pisahakan dan ditinggalkan, sebab proyek proyek yang kuat secara internal bisa gagal bila kondisi eksternal tidak mendukung, begitu pula sebaliknya.
Kesesuaian Lahan : Menentukan Tempat yang Tepat
Uji kesesuaian lahan memastikan apakah suatu lahan cocok digunakan untuk pertanian, permukiman, industri, atau konveksi. Analisis ini mencakup faktor biofisik seperti tanha, iklim, dan topografi, serta aspek sosial ekonomi dan sosial seperti aksesibilitas dan nilai lahan. Jika lahan yang tidak sesuai maka hasilnya sering kali merugikan secara ekonomi maupun lingkungan.
Terpaduan Konsep
Ketiga instrument ini saling melengkapi. Ujian kesesuaian lahan memberikan data dasar, uji internal dan eksternal mengukur kesiapan serta daya tahan suatu perusahaan, sementara studi kelayakan menggabungkan semua menjadi keputusan akhir. Dalam perspektif ekonomi lingkungan, keputusan untuk melanjutkan atau menolak sebuah proyek harus benar benar di pertimbangkan berkelanjutan, bukan hanya keuntungan jangka pendek yang menyebabkan penyesalan.