Lihat ke Halaman Asli

Kabar Baik dari Tenggara Indonesia: Hadirnya Ruang Bacarita untuk Para Remaja

Diperbarui: 9 September 2023   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mariana Yunita (Kak Tata) dari Tenggara Youth Community sedang memberikan edukasi melalui cerita dalam program Bacarita Kespro (dok: pemilu.Kompas.com

KABAR BAIK DARI TENGGARA INDONESIA:

HADIRNYA RUANG BACARITA UNTUK PARA REMAJA

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Memasuki usia remaja ditandai dengan sejumlah perubahan, baik itu perubahan fisik, psikis, maupun emosional. Masa peralihan ini disebut juga sebagai masa pubertas. 

Umumnya, pubertas dimulai saat anak berumur 8 - 10 tahun dan berakhir di usia 15 - 16 tahun. Masa pubertas menunjukkan kesiapan individu secara biologis untuk melakukan reproduksi seksual. Pada remaja laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Sedangkan, pada remaja perempuan ditandai dengan menstruasi. 

Selama ini, anak-anak remaja yang mengalami pubertas tidak mendapatkan sumber informasi yang cukup untuk menjawab keingintahuan mereka seputar kesehatan reproduksi. Keresahan mereka terkait perubahan fisik maupun perubahan hormonal yang dialami kerap kali mendapat justifikasi dari orang-orang terdekat. Sehingga, ruang gerak anak-anak remaja menjadi terbatas dalam hal memperoleh edukasi seksual yang tepat, karena banyak dari masyarakat yang masih menganggap bahwa seks adalah hal yang tabu.

Dampaknya, pembahasan mengenai seksualitas menjadi topik yang sensitif, bahkan dalam membahas isu kesehatan reproduksi sekalipun. Sebagai contoh studi kasus, para remaja perempuan di Nusa Tenggara Timur mengalami kendala dalam mengakses pembalut yang nyaman dan aman saat menstruasi. Mereka masih menggunakan koran atau kardus bekas untuk mengganti fungsi pembalut.  

Situasi ini juga diperparah dengan angka kekerasan seksual di Nusa Tenggara Timur. Melansir data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT, tercatat sebanyak 276 kasus Kekerasan Berbasis Gender yang menimpa perempuan sepanjang tahun 2022; dan juga Kasus Perkawinan Anak di bawah umur yang mencapai 82.957 kasus.

Inilah yang menjadi latar belakang mengapa pendidikan seksual merupakan hal yang penting. Sehingga diperlukan keterlibatan masyarakat dalam melakukan upaya edukasi kesehatan reproduksi yang dikhususkan untuk para remaja. Sebagai contoh, seperti yang dilakukan Mariana Yunita Hendriyani Opat--atau yang lebih akrab disapa Kak Tata, melalui Komunitas Tenggara Youth Community (@tenggarantt). 

Tenggara Youth Community melakukan sebuah gerakan sosial yang berfokus pada kegiatan edukasi remaja seputar kesehatan reproduksi. Dalam sebuah forum diskusi bertajuk "Kisah Inspiratif: Membangun Masa Depan Lebih Sehat Bersama Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards" yang diselenggarakan oleh GNFI (Good News From Indonesia), Kak Tata membagikan pengalamannya dalam membangun komunitas sosial di timur Indonesia. 

Tenggara Youth Community mulai bergerak di tahun 2016. Hingga saat ini, terdapat kegiatan rutin bernama Bacarita Kespro. Dalam bahasa Melayu Kupang, Bacarita Kespro dapat diartikan sebagai wadah edukasi seksual dan kesehatan reproduksi dengan cara bercerita yang menyenangkan. Tujuannya, untuk mematahkan stigma yang timbul di masyarakat bahwa seks adalah kegiatan yang tabu, pornografi, atau suatu hal yang tidak pantas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline