Lihat ke Halaman Asli

SISKA DEWI FARMA

Penulis lepas

Mengenal Kebudayaan Suku Dayak Meratus

Diperbarui: 13 Mei 2025   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa, dan salah satu yang memiliki tradisi dan kearifan lokal yang sangat kaya adalah Suku Dayak Meratus, yang mendiami Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Sebagai bagian dari kelompok Suku Dayak, mereka sudah lama mempertahankan cara hidup tradisional dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

1. Sejarah Suku Dayak Meratus

Suku Dayak Meratus tinggal di Pegunungan Meratus yang membentang di tengah Kalimantan Selatan. Sebutan Pegunungan Meratus dipakai, karena di wilayah tersebut banyak dijumpai gunung-gunung atau perbukitan dengan jumlah yang banyak, bahkan sampai ratusan. Maka dari itu disebut "Pegunungan Meratus" dan penduduk asli disana disebut "Dayak Meratus".  

Mereka mengembangkan kehidupan tradisional dengan Bertani menggunakan system ladang berpindah (huma), agar tetap menjaga kesuburan tanah dan hutan di wilayah mereka. Kepercayaan Masyarakat Dayak Meratus mayoritas adalah Kaharingan, mengajarkan penghormatan kepada alam dan Roh leluhur yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.

2. Tradisi dan Upacara Adat

  • Aruh Adat (Basambu) : Ritual Syukur Kepada Leluhur 

Basambu merupakan ritual adat Masyarakat Dayak Meratus saat sebelum panen padi (Banih). Tujuannya adalah permohonan kepada leluhur agar tanaman padi yang sudah ditanam diladang terhindar dari hama dan dapat tumbuh dengan, serta permohonan untuk keselamatan dan menolak bala atau bencana yang dapat mengganggu hasil pertanian. Basambu biasanya tidak semeriah saat aruh ganal, namun tujuan nya sama untuk meminta ketentraman atau kedamaian kepada para leluhur.

Beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan saat setelah acara Basambu diantaranya; tidak pergi keladang dulu selama tiga hari, tidak boleh memetik tumbuhan hidup atau dedaunan hidup selama 3 hari. Untuk menjaga kesucian ritual. Jika pantangan tersebut dilanggar, dipercaya akan berdampak buruk terhadap ladang (pehumaan) mereka, sehingga hasil panen kurang maksimal.

  • Aruh Ganal (Ba Aruh) 

Aruh Ganal adalah ritual adat yang dilakukan setelah panen padi (banih) secara besar-besaran. Ritual ini biasanya dilakukan setelah semua warga desa selesai panen padi diladang mereka masing-masing. Ritual ini bertujuan sebagai ungkapan syukur kepada para leluhur atas berkat atau hasil panen yang melimpah dan perlindungan para leluhur selama proses berladang hingga panen. Aruh Ganal biasanya dirayakan dengan meriah dan antusias oleh masyarakat Dayak Meratus.

*banih : "Padi" dalam Bahasa Dayak Meratus

*huma/pehumaan : "Ladang" dalam Bahasa Dayak Meratus

3. Seni dan Kesenian Tradisional

  • Tari Bakanjar -- Tarian pembuka atau hiburan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline