Lihat ke Halaman Asli

Tentang Cemburu dan Cinta Berlebihan Bisa Bunuhmu?

Diperbarui: 1 April 2017   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Ilustrasi © 2013, Romanceways.com

Jika engkau mencintai seseorang, engkau akan dicintai banyak orang, tetapi jika engkau mencintai banyak orang, engkau akan mendapat marah dari seseorang. Anonim dikutip dari buku T. Byram Karasu, The Art of Serenity.

Ada banyak kisah pilu, sedih, dan hingga anekdot tentang cemburu.

Tuan Guru pesantren saya, almarhum KH. Daud Ahmad Siregar bercerita di kelas. Seorang pria petani pecemburu. Membuntuti istrinya dari belakang saat pergi ke sawah. Si istri menjunjung sekarung dedak di kepala, berjalan biasa di petak sawah. Sesekali si istri melambaikan telapak tangan depan wajahnya. Si suami dari kejauhan segera berlari mengejar istrinya spontan naik pitam. Si istri, bingung suaminya gusar-gusar. Tanpa tahu duduk persoalannya. Si suami menuduh, you, kau jangan berpura-pura. Bukankah dari tadi kamu mengibas-ngibaskan tangan sebagai isyarat memanggil pria petani yang jauh di sana? Kalian berkhianat di belakang saya.

Si istri tetap berusaha tenang mendengar tuduhan suaminya. Seraya menjelaskan, ia betul menggerak-gerakkan tangan di depan mukanya, karena sekedar mengusir lalat berterbangan ke dedak karung di kepala yang dijunjungnya.

Itulah contoh api cemburu atau cinta berlebihan. Orang pecemburu dapat memprovokasi perasaan menjadi kemurkaan yang meledak-ledak. Dengan menghubungkan sesuatu bahkan yang tak masuk akal menjadi pembenaran agak rasional. Pada kisah di atas, si istri yang membawa segoni dedak di atas kepala lalu lalut menghinggapinya. Saat itu si istri berupaya mengusir lalat dengan mengibaskan tangannya kanan-kiri. Tapi, si suami yang pecemberu dari kejauhan kontan menatap pria lain di ujung sawah lain. Seraya menyimpulkan istrinya dan pria petani lain sedang saling memanggil. Padahal, istrinya cuma mengusir lalat, si pria petani lain mungkin juga sama sedang mengusir lalat lantaran keringat sekujur tubuhnya yang sedang menyangkul sawah. Atau jangan si pria petani lain betul bekerja keras. Dan tidak tahu menahu, apa yang terjadi antara istri dan suami pecemburu itu.

Itu contohnya petani, mungkin mohon maaf tinggal di desa dan mungkin juga taraf pendidikannya tingkat menengah. Bagaimana kecemburuan di kota dengan tingkat pendidikan sarjana. Wow! Tak begitu jauh bedanya. Kecemburuan sama-sama berpotensi menjadi obsesi dan rasa kepemilikan yang berlebihan atau bergantung kepada pasangan secara ekstrem. Ada pasangan yang saya ketahui, dalam beberapa menit akan rutin menelepon pasangannya. Mungkin bagi Anda tanda kemesraan atau kesetiaannya. Bukan itu? Melainkan untuk memastikan pasangannya, sedang apa, kerja apa, lagi kenapa, dan yang paling penting "bersama siapa?"

Karena penyelidikannya yang berlebihan, si pasangan kerap berbohong saat ditelepon? Jadi, kalau orang tak memerhatikan urutan api marah cemburu seperti dipetik T Byram Karasu: curiga-cemburu-penghinaan-dan menggerogoti rasa saling percaya-serta pada akhirnya memiskinkan jiwa. Itulah lingkaran setan api cemburu yang membakar cinta menjadi berlebihan bahkan pada taraf menguasai atau mengendalikan orang lain secara ekstrem.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline