Lihat ke Halaman Asli

Masih Berlakuka SARA?

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kutipan Sumpah Pemuda :

Kami Bangsa Indonesia, Berbangsa satu Bangsa Indonesia.

Kutipan dari Sumpah Pemuda yang dikumandangkan, mengakui bahwa Indonesia sebagai bangsa bagi orang yang berada dan berdomisili di wilaya Negara Kesatuan Republik Indonesia apapun itu background dari orang tersebut. Sebab dari semulanya Indonesia negara yang plural, memiliki banyak suku bangsa, memiliki 5 agama yang diakui dan memiliki karakteristik yang beraneka ragam.

Dengan kesatuan dari setiapa daerah, maka Indonesia secara resmi memproklamirkan kemerdekaanya. Sistem kerajaan pada awalnya, telah "tergusur" menjadi sistem kesatuan dan rasa sadar akan bangsa Indonesia tersebut. "Merah Darahku, Putih Tulangku" kata tersebut yang memberi kesatuan bagi warga Indonesia pada masa itu.

Bagaimana dengan masa sekarang???

Dengan berkembangnya zaman dan warga Indonesia semakin plural, maka semangat persaudaraan semakin luntur diantara satu sama lain. Siapa yang memiliki ide dan pemahaman serta suku dan agama yang sama, maka itu menjadi saudaraku, siapa yang beda dengan aku, itu bukan saudaraku. Semangat "Merah Darahku, Putih Tulangku" kini menjadi khiasan yang menghiasi kata-kata mutiara saja.

Demi kemenangan, orang lupa akan nilai persaudaraan dan kesatuan yang sehat.

Demi menuju wilayah kekuasaan, orang lupa akan semangat nilai "kompetisi"

Demi jabatan, orang melakukan apa saja tanpa memikirkan efek buruk kedepannya.

Katanya zaman modern, pemikiran modern, tapi mengapa cara SARA ditempu?. Agama menjadi perisai dalam menutupi kebodohannya.

Mengapa Agama menjadi dasar patokan dalam berpolitik?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline