Lihat ke Halaman Asli

Sindy Aritonang

Aku menulis, maka Aku ada

Biopori, Solusi Menabung dan Mendaur Air Hujan di Lahan Jakarta

Diperbarui: 14 September 2019   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Menabung Air.

Kalimat tersebut mungkin cukup membingungkan, mungkin bahkan terdengar lucu bagi masyarakat awam.


Bagaimana tidak? Sebagian besar masyarakat, terlebih masyarakat Jakarta lebih familiar menabung uang, ketimbang menabung komponen alam, penyokong segala kebutuhan mahkluk hidup ini.
Tidak perlu berbasa-basi berbicara tentang data saintifik, atau mengutip kalkulasi sumber berita hanya untuk menyadari seberapa pentingnya air dalam hidup kita. Jawabannya sederhana, kita sebagai mahkluk hidup selalu membutuhkan air. Banyak maupun sedikit. Terlebih di Jakarta.


Jakarta memang sudah memiliki problem lama terkait isu air, mulai dari problem banjir, hingga problem ketersediaan pasokan air bersih dimana sebagian besar masyarakat bahkan sudah terbiasa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kondisi lahan Jakarta memang sudah didominasi oleh bangunan. Aspal hampir menutupi seluruh tanah Jakarta. Seakan tak mengizinkan air meresap dan merayap di celah-celah lapisan tanah. Ketika hujan tiba dengan tak terduga jumlahnya, air pun hanya bisa tergenang tanpa manfaat. Padahal hujan tersebut bisa menjadi salah satu upaya menjaga ketersediaan air untuk masa depan.

Air Bersih: Antara Hak dan Kewajiban


Mengembalikan daur air di tanah Jakarta memang bukan perkara yang mudah dan cepat. Butuh waktu yang cukup panjang, dan upaya yang konsisten dari tiap lapisan masyarakat. Banyak cara yang dilakukan pemerintah daerah dan warga yang memiliki perhatian khusus terhadap problem ini. namun bukan berarti masyarakat tidak bisa mengambil peran secara akar rumput untuk membantu mengatasi problem bersama ini.


Setiap warga masyarakat mempunyai hak dan kewajiban terhadap air bersih. Dibutuhkan keseimbangan antara hak dan kewajiban perihal pemanfaatan air. Caranya dengan memanfaatkan air bersih disertai pelaksanaan tanggung jawab dalam menjaga ketersediaan air bersih.

Sering kita tak acuh pada fakta bahwa ketersediaan air bersih selalu berkaitan dengan daur air atau hidrologi. Daur air adalah salah satu daur biogeokimia yang terjadi di bumi ini. Daur air adalah daur pergerakan air melalui tiga fase (gas, cair dan padat) di dalam empat lapisan bumi yakni atmosfer, litosfer, hidrosfer dan biosfer. Daur air memiliki banyak manfaat yaitu mengatur suhu lingkungan, mengatur perubahan cuaca, menciptakan hujan, dan menciptakan keseimbangan dalam biosfer bumi.


Adapun dalam daur air ini, air melalui tujuh proses yang berjalan secara sistematis dan beraturan. Ketujuh proses tersebut meliputi evaporasi, transpirasi, sublimasi, kondensasi, pengendapan, limpasan (run off), dan infiltrasi.
Secara singkat, tujuh proses daur air tersebut menyebabkan air bergerak meninggalkan tanah ke udara. Selanjutnya, air turun lagi ke tanah dalam bentuk air hujan. Air yang turun ke tanah ini ada yang masuk ke sungai. Aliran air di sungai ini akan terkumpul kembali di laut. Selain masuk ke sungai dan mengalir ke laut, ada juga air yang tergenang membentuk danau.


Air yang turun ke tanah ada yang masuk dan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan. Air yang masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline