Lihat ke Halaman Asli

Cerpen Tiga Paragraf: Gadis Kecil di Zam-Zam Tower

Diperbarui: 12 Januari 2024   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pentigraf "Gadis Kecil di Zam-Zam Tower" (Sumber: canva.com)


"Ayo cepat, takut ngga kebagian shalat Dhuhur depan Kabah!" Ucapan Kiko menyadarkan Rini untuk segera beranjak dari toko parfum di Zam Zam Tower. Bukan, waktu mereka tertahan bukan karena lamanya Rini memilih parfum pesanan sahabatnya di tanah air. Gadis kecil yang terpisah dari orang tuanyalah yang menyibukkan ia dan Kiko untuk menghubungi sekuriti dan memastikan anak itu telah berada di tangan yang tepat.

Selepas salat Dhuhur, Rini dan Kiko memutuskan untuk berdiam sampai waktu Ashar. Rini memilih duduk tak jauh dari Maqom Ibrahim. Sesaat ia tersadar. Al-Qur'an kesayangannya -mas kawin dari Kiko-, hilang.  Panik segera menyerapnya.  Ia mulai tenang saat seorang wanita Pakistan baik hati menawarkan Al-Qur'annya.

Dengan bahasa Inggris pas-pasan keduanya berkomunikasi. Rini mengembalikan Al-Qur'an wanita itu, lalu sedikit menceritakan Al- Qur'annya yang hilang.  Perempuan Pakistan itu mengangguk-angguk. Tak lama sebuah tepukan halus mendarat di punggung Rini. Ia terperanjat. Gadis kecil di Zam-Zam Tower  dan orang tuanya menyerahkan Al-Qur'an kesayangan Rini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline