Lihat ke Halaman Asli

Silvha Darmayani

Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Andalas

Toko Kau

Diperbarui: 27 Maret 2021   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

September Hujan Lagi


Kukira aku kuat menempuh hujan lebat
tinta-tinta basah menitik di rambutku
kita masih bercakap hangat, kau menyapaku dari negeri seberang
Meski entah di mana negeri itu; aku tau tapi
jauh sekali seperti jarak September menuju  Juli
Doamu sampai pada malam pengurangan umurku
katamu aku cantik, secantik apa?
Katamu jatuh cinta itu sesak, bagaimana rasanya?
September
Hujan turun lagi di atas kepalaku
tanpa payung tanpa daun aku menangis
 sembunyi-sembunyi

Sumatera, September 2020

Mari Pulang bang


Mari pulang Bang dengan air
Hanyut dari hulu sampai ke muara
Mari berbincang-bincang Bang
Ajarkan aku membaca kemarin hingga besok kita besama
Mari menyusun bunga seroja Bang
Kusulam sarinya bersanding kita di udara
Mari bercermin di pantai Bang
Wajah-wajah memecah ombak
terpisah-pisah hati kita tenggelam di tengah sebelum ke tepi
Bang tuhan melarang
sumur kita berbeda

Sumatera, September 2020

Toko-Kau

Setelah menyelesaikan kisah minggu ini.
tak kutahu mengapa kau tak lagi mengirim surat
lewat merpati pagi di koridor terminal.
ramai tempat itu seperti merayakan kematian, hening-hening.
kuputuskan berjalan ke toko kau.
mengetuk pintunya, seraya merapal doa-doa;
supaya saat kau keluar, pagi itu kita kembali jatuh cinta.
tapi toko kau bergerak cepat-cepat meninggalkan aku.
mengabur mata aku melirik papan nama kau yang hilang-hilang timbul.
kukira berjalan di depan toko kau pagi hari akan mengurai lenggok aku,
berakhir dengan jumpa kita sambil mengikat ibu jari.
kau memeluk aku tak mau sudah, kau mengecup aku tak mau pasrah;
mimpi aku pagi itu terlalu dalam.
saat pintu toko kau terbuka,
saat udara masih bercampur dengan aroma pagi yang tak sedap,
sejak surat kau yang perantara merpati tak lagi sampai
untuk keberapa kalinya.
kau harus paham, aku tak lain seperti toko-toko malang sekarang.
dimaling semalaman, menyisakan kesedihan atas kehilangan.

Sumatera, Maret 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline