Lihat ke Halaman Asli

Belajar dan Proses Belajar Hanya di Sekolah, Yakin?

Diperbarui: 22 September 2022   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di dalam Islam, manusia adalah khalifah yang diturunkan di bumi dengan tujuan untuk kemakmuran dan kebaikan bumi. Oleh sebab itu manusia dikaruniai dengan pancaindra dan kemempuan untuk berpikir dan merekam kemajuannya hingga ke anak turunannya kelak. 

Karunia yang telah Allah atau pencipta berikan tersebut tentunya harus dimanfaatkan dan dipupuk terus agar dapat mencapai tahap tertinggi kesempurnaan insani. Maksud dari tahap tertinggi kesempurnaan insani yaitu kemampuan berfikir dari diri manusia yang membuatnya lebih unggul dari makhluk lainnya hingga disebut sebagai makhluk yang sempurna.

Sebagai makhluk yang dikatakan paling sempurna dibandingkan ciptaan Allah yang lainnya, tentu saja kemampuan berpikir tersebut haruslah diasah terus menerus dengan cara belajar. Belajar sendiri dimaknai sebagai suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil dari adanya interaksi dari individu dengan lingkungannya. 

Perubahan perilaku ini tentunya bersifat kontinyu, fungsional, positif, aktif dan terarah. Suatu perubahan apabila tidak positif maka belum dapat dikatakan sebagai hasil dan belajar, karena belajar seharusnya membuat diri kita yang awalnya tidak tau menjadi tau sehingga dapat memilih mana yang baik dan tidak.

Merujuk pada bahwasannya manusia dikatakan sebagai khalifah yang diturunkan di bumi, dapat diketahui bahwasannya proses belajar telah ada sejak nabi Adam karena nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan dan diturunkan ke bumi. Akan tetapi karena belajar dikatakan sebagai suatu proses maka tentu saja mengalami perkembangan pada setiap tahapannya. 

Artinya bahwa disetiap generasi ke generasi selalu membawa suatu perubahan tersendiri. Contohnya jika di dalam pembelajaran manusia yang awalnya menggunakan perkakas hanya dari tulang dan batu kemudian dimasa selanjutnya mereka membuat perkakas dari batu yang telah di haluskan dan seterusnya hingga berbagai penemuan di masa modern ini.

Pada hakikatnya belajar dilakukan sepanjang hayat, hal ini juga dibenarkan dalam sebuah ungkapan yang memiliki arti "Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat". Menilik dari hal tersebut berarti bahwasannya belajar adalah sesuatu hal yang penting dan merupakan suatu proses yang panjang serta tidak dapat terjadi dengan instan. 

Di dalam proses pembelajaran sendiri tentunya harus diawal dengan perencanaan yang kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk interaksi yang bersifat edukatif dan diakhiri dengan evaluasi untuk mengukur serta menilai tingkat pencapaian tujuan dari pembelajaran.

Belajar atau menutut ilmu di dalam Islam juga merupakan hal yang wajib dilakukan utamanya bagi setiap kaum muslimin. Dalam konteks tersebut setiap individu yang beriman diwajibkan untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebagai upaya meningkatka kehidupan mereka. Ilmu pengetahuan yang dimaksudkan tidak hanya seputar mengenai ilmu agama, akan tetapi juga ilmu-ilmu yang relevan dengan tuntutan zaman dan tentunya yang mampu mendorong kita kearah positif.

Proses belajar kita umumnya dimulai dari rumah, karena bagaimana pun pastinya kita tidak langsung terlahir menjadi anak-anak yang bisa pergi ke sekolah dengan sendirinya. Tentunya kita mengalami beberapa fase perubahan, baik itu dari bayi kemudian balita, anak-anak, remaja hingga dewasa. 

Dalam proses tersebut tentunya diawali dengan menjadi bayi, Ketika bayi tentunya yang bertugas sebagai pemberi ilmu atau yang memberikan pengajaran adalah orang tua kita. Oleh sebab itu, Pendidikan pada mulanya berasal dari kelurga yang berperan sebagai lingkup terkecil jika dibandingkan dengan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline