Lihat ke Halaman Asli

Sigit

TERVERIFIKASI

Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Kecelakaan KRL Bukti Kereta Cepat Belum Siap untuk Rakyat Indonesia

Diperbarui: 26 September 2015   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semoga lekas sembuh untuk para korban musibah kecelakaan Kerata Rel Listrik Comuter Line, jurusan Jakarta Kota-Bogor pada hari rabu 23 September 2015. sangat disayangkan kecelekaan terjadi di saat pemerintah sedang mengembar-gemborkan project kereta api cepat. bukan hal yang aneh, kecelakaan demi kecelakaan yang menelan korban tsb hanya dianggap sebagai human error semata. miris ya dengernya, paling nanti masinis dan asisten masinis di pecat atau paling kenceng Kepala PT KAI Commuterline Jabodetabek (KCJ) diberhentikan dengan alasan babibu.

Wacana kereta cepat yang sempat heboh beberapa waktu yang lalu, sepertinya malah membuat pesimis saja, "loh ko pesimis", iya dunk, lah yang kereta sekelas KRL yang dari segi safety katanya sudah sangat bagus saja masih sering mengalamai kecelakaan, nah kalau sampai model kereta cepat seperti Shinkansen dengan kecepatan 350km/jam mengalami kecelakaan, apa jadinya kita yang lagi asik-asik menikmati kereta cepat tiba-tiba harus merasakan gempa mendadak yang tidak bisa di ukur guncanganya berapa skala richter dan saya tidak bisa membayangkanya, dan semoga itu tidak akan terjadi di negara kita.

Kebetulan sewaktu menikmati bakso di dekat rumah, saya mendengar percakapan seorang ibu yang sangat kuatir karena anaknya yang setiap hari selalu menggunakan KRL untuk mencapai tempat kerja. ceritanya saat kejadian si anak perempuan ibu tsb memang menjadi salah satu penumpang KRL naas itu. setelah kecelakaan si anak langsung berniat pulang menggunakan taksi, tapi apa mau di kata, macet terjadi disepanjang jalan, akibat adanya kecelakaan tsb. kalau si ibu kelihatan sangat kuatir dengan keselamatan anak perempuanya, berbeda dengan si anak yang kelihatan biasa saja saat ibunya mengobrol dengan penjual bakso. miris memang kecelakaan yang kerap terjadi membuat mereka yang menggunakan jasa KRL terbiasa dan menjadi hal yang biasa dan tidak perlu diperpanjang masalahnya.

Pak Jonan yang terhormat, saya yakin bapak mampu menyelesaikan masalah ini, tapi apakah dengan memecat masinis atau asisten masinis dapat menjadi pemecah masalah untuk perbaikan sistem KRL yang sudah ada, jangan seenaknya pihak KCJ melakukan hal itu. bagaimana trauma bagi para penumpang yang menjadi korban, tentu akan meninggalkan luka yang dalam, dan tak mudah sembuh hanya dengan memberikan ganjaran yang setimpal pada mereka yang bekerja pada saat kecelakaan terjadi. saya yang hampir tidak pernah menggunakan KRL saja akan berfikir berkali-kali untuk menggunakan transportasi tsb, ya mereka hanya menunggu kapan giliran mereka menjadi korban. karena hanya KRL yang ada sekarang menjadi alat transportasi satu-satunya yang paling diandalkan untuk menopang perjalanan mereka ke tempat kerja.

Jangan lagi kecelakaan dikait-kaitkakan dengan hal yang berbau mistis, ini bukan sebuah kecelakaan biasa, bukan pengendara motor atau mobil yang tertabrak kereta api atau KRL karena pengaruh hantu budek, sungguh ini murni kecelakaan yang mungkin bukan hanya faktor keteledoran atau yang disebut human Error, bisa saja ada penyebab lain yang belum terdeteksi. jangan langsung beranggapan semua sistem persinyalan kereta tidak ada masalah, tapi sampai kapan ini terus terjadi. kita tidak bisa terus-terusan menyalahkan masinis, dan asistenya, mereka juga manusia biasa, tugas mereka berat, tanggung jawab sudah pasti, bisa saja dia (masinis) menyelamatkan diri dengan keluar dari ruangannya, karena dia orang pertama yang mengetahui kereta akan menabrak. tapi nyatanya mereka selalu rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan penumpang, jadi jangan lagi mereka dijadikan kambing hitam. jengan membedakan antara Masinis dengan asisten masinis jika saat kejadian yang memengang kendali adalah asistenya, karena pada dasarnya level dan pengalaman mereka sama dan dianggap mampu serta layak.

Sudah saatnya PT KCJ berbenah kembali, walaupun nanti memang masinislah atau asistenya yang bersalah, tapi apa salahanya kembali berbenah, mencari penyebab terjadinya kecelakaan. bila perlu bergurulah ke negeri sakura untuk belajar tentang safety disana, sejarah mereka sudah jelas dan tidak perlu diragukan kembali untuk masalah tsb. ngapain juga Pemerintah ngasih biaya pejabat untuk study yang ga jelas, mending insiyur-insiyur dibidang transportasi diberikan biaya untuk belajar safety dan maintenance transportasi khususnya KRL dan kereta cepat yang bakal hadir di negeri tercinta ini, dan itu akan lebih berguna dan banyak bermanfaat.

Jangan menunggu terjadi insiden lagi, jangan malu untuk berbenah, kan masyarakat juga sudah paham transportasi khususnya kereta api dan lainya sudah sangat bagus jadi jangan sampai puas dan merasa tidak ada yang perlu di perbaiki lagi. Jangan gembar-gembor masalah rugi karena gerbong yang mengalami kecelakaan tidak bisa digunakan kembali, bukan saatnya membahas masalah tsb, tapi keselamatan penumpang yang paling utama. paling juga nantinya bakal  di kanibal sana sini, sayangkan kalau masih bagus, toh speknya sama, No part juga sama, secara pisik juga masih bagus jadi sah-sah saja kalau digunakan kembali. Sudah nggak usah disangkal, nanti kalau ketahuan malah binggung jawabnya.

Intinya masyarakat butuh garansi, loh, bukan kendaraan yang Kita beli saja yang harus ada garansi, tapi kita juga butuh garansi tidak akan terjadi lagi kecelakaan. kalau nanti hasil penyelidikan selesai dan memang tidak ada masalah di dalam prosedur dan lainya tetep saja tersangka terakhir bisa ditebak. namanya juga kecelakaan mana ada yang tau, loh bukanya begitu, lagi, katanya semua sistem persinyalan saat kejadian berfungsi dengan baik tapi apakah tidak mungkin didalamnya ada masalah yang belum ditemukan kalau dilihat secara kasat mata bagus dan berfungsi dengan baik tapi kita tidak tau kapan alat tsb mengalami error, namanya juga buatan manusia jadi kapanpun bisa saja mengalami kesalahan.

Bukan saatnya saling menunjuk siapa yang salah, telusuri dengan benar penyebab terjadinya kecelakaan. ini baru sekelas KRL, belum di kereta cepat sekelas Shinkansen, jadi jangan main-main masalah safety dan prosedurenya, karena salah sedikit saja, maka akan menjadi penyelasan seumur hidup bagi bangsa kita. jika pemerintah dalam hal ini yakin dan sudah klik untuk menghadirkan kereta cepat di indonesia maka persiapkanlah semua dengan matang, jangan masalah kecelakaan yang menimpa KRL commuter line Jabodetabek (KCJ), dianggap sepele, kita seharusnya berkaca dari kejadian tsb agar tidak terulang kembali. peristiwa tahun 1987 seharusnya menjadi peristiwa terakhir kecelakaan yang memakan banyak korban, jadi jangan biarkan masalah ini menguap begitu saja tanpa ada solusi yang tepat, berbenah dan berbenah, sekali lagi jangan merasa puas dengan kondisi yang ada sekarang, karena masih jauh dari kata safety dan nyaman.

 

Karawang 20150926

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline