Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Tradisi Berseprah Suku Kutai yang Tak Lekang Oleh Zaman

Diperbarui: 15 September 2019   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi Adat Kutai Berseprah | Dokumen Pribadi

Beseprah atau berarti duduk sama rendah berdiri sama tinggi merupakan adat tradisi suku Kutai Kalimantan Timur yang memiliki arti dan makna tentang kebersamaan melalui acara makan secara bersama-sama dengan cara duduk bersila diatas hamparan tikar. Tradisi berseprah sering dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan Upacara adat Erau Tenggarong yang sangat kesohor ke penjuru dunia.

Sejak zaman dahulu, sesuai sejarahnya tradisi berseprah juga merupakan wujud kebersamaan para Sultan dan Raja serta keluarga kerajaan yang dengan penuh kerelaan dan keihklasan berbaur bersama sekaligus merupakan juga bagian dari jamuan persembahan bagi sultan kepada rakyatnya untuk membaur dan merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya.

Jamuan yang dilakukan para sultan kepada rakyat tersebut menjadi simbol dan lambang harapan dan doa agar Sultan ataupun Raja dalam menjalankan amanahnya sebagai pemimpin dapat menjadi pemimpin yang selalu mengayomi rakyatnya, selalu dekat dan membaur dengan semua rakyatnya.

Selain itu berseprah juga melambangkan kesejajaran dan kesetaraan antar berbagai kalangan dan lapisan  masyarakat, menjalin rasa persaudaraan bagi dan mempererat tali silaturahmi antar sesama.

Dalam setiap gelaran tradisi berseprah berbagai aneka ragam makanan disajikan, seluruh warga masyarakat boleh dan bebas menikmati hidangan yang tersedia sepuasnya dan duduk bersama-sama untuk menyantapnya, tanpa ada perbedaan status atau strata sosial antara para pejabat dengan warga. Seluruhnya sama rata saling berbaur menjadi satu.

radisi Adat Kutai Berseprah | Dokumen Pribadi

Di era yang serba modern ini, untuk terus melestarikan kearifan dan kekayaan Budaya bangsa maka tradisi berseprah ini selalu dihadirkan dalam setiap perayaan upacara tradisi adat Erau, dengan harapan para generasi muda dan seterusnya dapat meneruskan warisan turun temurun dari nenek moyang suku Kutai.

Meskipun hanya digelar secara seremonial setahun sekali dalam setiap Erau, namun berseprah dalam setiap rutinitas kehidupan sehari-hari masyarakat masih sering dilaksanakan, biasanya para keluarga sesekali berkumpul bersama disatu rumah tanpa memandang pangkat jabatan diantara masing-masing keluarga.

Semuanya duduk bersama berbaur dengan humanis dan mengesampingkan obrolan-obrolan mengenai status sosial masing masing. Berseprah hingga saat ini terus mengikuti perkembangan zaman, semoga khasanah budaya warisan bangsa ini akan terus lestari sepanjang masa.

radisi Adat Kutai Berseprah | Dokumen Pribadi

Memaknai berseprah di era modern sekarang dan secara umumnya bangsa ini, masyarakat hanya berharap seluruh pemimpin bangsa ini seperti halnya Presiden RI Jokowi, para Menteri, dan para pihak terkait lainnya dapat mengambil hikmah dari filosifis tradisi berseprah ini, para pemimpin bangsa sejatinya harus selalu berbuat yang terbaik untuk rakyat, dan selalu dekat dengan rakyat serta selalu mendengar keluh kesah dan aspirasi rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline