Artikel Opini
Fenomena menyebarnya wabah virus Corona Covid-19 di masa Pandemi ini sudah tidak asing di dengar lagi. Terhitung sudah hampir 2 tahun virus ini melanda seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Virus ini membawa perubahan yang begitu signifikan di berbagai aspek kehidupan baik aspek ekonomi, sosial, ibadah (agama), akhlak, adab, pendidikan, hukum, toleransi, dan lainnya. Langkah demi langkah terus diupayakan guna menanggulangi penyebaran virus bahkan program yang saat ini digalakan program vaksinisasi yang harus diikuti setiap orang. Di sektor pendidikan, pengaruh dari wabah Covid-19 sangat begitu terasa khususnya bagi para penuntut ilmu/pelajar. Sebelum terjadinya wabah ini, proses pembelajaran di dunia formal diadakan secara tatap muka/offline, namun di masa Pendemi sistem pembelajaran berganti secara Online semua. Mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA hingga perguruan tinggi semua menggunakan sistem Online.
Di samping itu yang sangat berpengaruh yakni terkait semangat belajar dengan sistem Online, terdapat beberapa alasan yang mendasari di antaranya: kurang tepantaunya belajar dari gurunya, waktu yang kurang efektif, banyaknya teori yang tidak diimbangi dengan praktik, tertekannya dengan tugas tugas yang dirasakan memberatkan dan lainya.
Belajar merupakan suatu keharusan bagi setiap orang bahkan setiap agama mewajibkan untuk mencari ilmu sabanyak-banyaknya. Salah satu keberhasilan tak lepas dari semangat untuk mencari ilmu, lantas bagaimana semangat itu pudar hanya saja wabah virus Corona Covid-19?. Meredanya dan hampir selesainya wabah virus Covid-19 diharapkan semangat belajar yang memudar mampu kembali lagi, jangan sampai wabahnya sudah selesai namun semangtnya juga ikut terkikis. Sebgaimana ungkapan Bu Karno "Berikan aku sepuluh pemuda, kan ku guncangkan Dunia" ungkapan ini sebagai bentuk pengharapan pemuda sebagai penerus bangsa yang akan memajukan dunia tentunya didasarkan dengan pengetahuan tinggi yang diiringi semangat yang tinggi pula.