Lihat ke Halaman Asli

irhayati harun

penulis lepas dan blogger yang senang traveling dan nonton film

Pesona Marunda, di Tengah Semrawut Jakarta

Diperbarui: 19 Juli 2019   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah si Pitung, dokpri

Bagi warga Jakarta terjebak macet di tengah suasana kota yang sumpek karena polusi, tentu menjadi makanan sehari-hari. Bisa membuat stress, sehingga perlu refreshing sejenak melepas penat.  Namun tak semua warga Jakarta tahu bahwa ada tempat melepas penat yang tak jauh dari Ibukota bernama Kepulauan Marunda. Kepulauan yang memiliki banyak pesona dan menyimpan sejarah Betawi. Beberapa pesona yang ada di Marunda diantaranya :

Siapa yang tak kenal Si Pitung, terutama bagi Orang Betawi. Sebab Si Pitung adalah Pahlawan legendaris bagi Orang Betawi pada masa penjajahan Belanda. Bahkan kehebatan dan keberanian Si Pitung dalam perjuangan melawan penjajah sudah diangkat dalam bentuk film Si Pitung di televisi. Begitu juga dengan kisah kematiannya yang menginspirasi, demi membela tanah air. Untuk mengenang jasa Si Pitung itulah pada tahun 1972 sebuah bangunan di beli oleh Pemda DKI dari keluarga Syaifudin dan diresmikan sebagai salah satu warisan budaya bersejarah. 

Dokpri

Rumah adat Betawi ini tadinya milik seorang pedagang kaya bernama H. Syaifuddin. Namun karena si Pitung sering tinggal di rumah ini, orang-orang pun menyebutnya Rumah Si Pitung. Rumah Si Pitung yang sekaligus ditetapkan sebagai rumah bersejarah ini,  terlihat sangat kental nuansa Betawinya. Terletak di kawasan Cilincing, Jakarta Utara yang tak jauh dari kompleks rumah susun Marunda. 

Dokpri

Kemudian tahun 1999 berdsarakan Perda DKI Jakarta, Rumah yang berdiri di atas lahan seluas 700 hektar ini ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB), di bawah naungan Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta Dinas Pariwisata dan Budaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kemudian seiring waktu Rumah SI Pitung pun berulangkali direnovasi, agar tidak terkikis oleh zaman. Memang kondisi bangunan menjadi tidak orisinil lagi, namun secara model tetap sama. Begitu juga dengan benda-benda yang dipamerkan hanya berupa replikanya saja, karena yang aslinya sudah termakan usia.

Dokpri

Dokpri

Bila ingin berkunjung, Rumah Si Pitung ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 wib. Bisa ditempuh dengan naik TransJakarta !0 A jurusan Rusun Marunda-Tanjung Priok. Ketika saya datang kesana, hal yang menarik ketika disuguhi tarian Betawi, oleh penari yang masih usia sekolah.

Dokpri

  • Masjid Al Alam Marunda. Masjid tertua di Jakarta yang terletak di tengah-tengah pemukiman padat penduduk Marunda. Di bangun pada abad ke-16 di pesisir Jakarta Utara. Bentuk masjidnya sendiri tidak seperti masjid modern pada umunya yaitu berkubah besar dan memiliki menara tinggi. Namun terkesan dengan model-model masjid zaman Belanda dan Portugis. Ditambah adanya sumur yang terlihat cukup unik di depan pintu masuk. Sebenarnya masjid ini memiliki arsitektur mirip dengan masjid di Demak, hanya ukurannya lebih kecil.Uniknya lagi masjid ini dibangun hanya dalam waktu semalam menggunakan putih telur untuk perekat batanya, yang dipercaya bisa awet sampai bertahun-tahun. Konon masjid ini pernah menjadi persinggahan pejuang Fatahilah dan Baurekso. Ketika menyerang Belanda di Batavia atau lebih dikenal Jakarta. Bahkan masjid yang sudah ada sejak tahun 1600-an ini, katanya sering digunakan  Si Pitung untuk mengaji dan berlatih silat. Maka tak heran jika masjid ini juga dijuluki sebagai Masjid Si Pitung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline