Lihat ke Halaman Asli

Seto Wicaksono

TERVERIFIKASI

Recruiter

Kepercayaan Orang Zaman Dulu, Ketika Anak Sakit Tandanya Akan Bisa Melakukan Sesuatu

Diperbarui: 7 Januari 2020   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak sakit: shutterstock via BukaLapak

Beberapa waktu lalu, ketika anak saya berusia 2,5 tahun jatuh sakit. Selama tiga hari berturut-turut suhu tubuhnya naik-turun. Sebagai orangtua yang jam terbangnya masih seumur jagung dalam merawat anak, seringkali saya masih panik dalam mengurus beberapa hal untuk anak---khususnya ketika sang buah hati terbaring lemas dan sakit.

Banyak pertanyaan kenapa ketika panas tidak langsung dibawa ke dokter. Jika ada pertanyaan template seperti itu, sebelumnya saya sudah mendapat arahan juga dari dokter, jika anak demam, baiknya tenang dan tidak larut dalam panik.

Untuk tindakan awal, cobalah berikan obat penurun panas. Jika suhu badan stabil, artinya dapat diatasi dengan obat tersebut. Jika panas tidak kian turun, barulah segera bawa ke dokter.

Meskipun pada akhirnya, saya tetap membawa anak ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut dan diketahui sumber sakitnya. Termasuk juga pengecekan darah, dan lain sebagainya. Rekan kerja juga yang lain menyampaikan ucapan lekas sembuh untuk anak saya.

Namun, ada satu ucapan yang bagi saya mengganjal dan rasanya tidak biasa, alih-alih menyampaikan beberapa kemungkinan sakit apa yang dialami oleh anak, salah satu saudara saya malah menyampaikan bahwa, "kalau anak sakit, tandanya mau bisa (melakukan) sesuatu".

Sepengetahuan saya sih, jika seseorang---termasuk anak---sakit, tandanya kondisi fisik atau pun imun dalam tubuh sedang kurang paripurna. Atau memang virus yang menyerang begitu kuat, lainnya bisa jadi karena bakteri jahat yang masuk ke dalam tubuh dan tidak dapat dilawan oleh pertahanan tubuh---antibodi.

Kemudian, entah kenapa ada seseorang yang mengaitkan sakit yang diderita anak-anak ada hubungannya dengan "makin pintar" akan suatu hal.

"Kalau usia anak sekarang 2.5 tahun, mungkin nanti makin pinter ngomong, tuh". Begitu kira-kira yang disampaikan salah satu saudara saya.

Bahkan, untuk memaksimalkan fungsi google, saya segera melakukan pencarian dengan kata kunci "hubungan antara sakit dan semakin pintar pada anak-anak", untuk sekadar membuktikan ucapan tersebut. Hasilnya, saya tidak menemukan korelasi sedikit pun mengenai hal itu.

Belum tahu persis siapa yang memulai narasi seperti itu. Kejadian serupa pun pernah disampaikan oleh salah satu tetangga di rumah saat anak saya berusia 9 bulan. Kala itu, anak saya tiba-tiba demam dan beberapa kali muntah. Apa yang dimakannya, langsung dimuntahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline