Lihat ke Halaman Asli

Setiyo Bardono

TERVERIFIKASI

Staf Kurang Ahli

Berkenalan Dengan Katak Amerika di Kampung Halaman

Diperbarui: 21 November 2022   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budidaya katak amerika (foto Setiyo)

Delapan petak kolam itu awalnya saya kira berisi lele jumbo. Setelah didekati ternyata berisi ratusan ekor katak. Bukan katak biasa, tetapi katak amerika. Wah ternyata saya bisa berkenalan dengan katak amerika di kampung halaman.

Saat pulang kampung ke Purworejo, Jawa Tengah biasanya saya keliling kampung melihat-lihat suasana sambil mengenang masa kecil. Saat pulang kampung pada awal November 2022, saya mampir ke rumah seorang teman. Saya diminta menengok salah satu usaha ternak yang sedang digeluti anaknya.

Biasanya usaha ternak di kampung tak jauh dari pelihara ayam, bebek, kambing, sapi, atau lele. Dugaan saya meleset, ternyata yang dibudidayakan adalah katak amerika. Mungkin sesuai dengan nama anak teman saya Carlando yang serpintas mirip nama kota Orlando di Amerika Serikat.

Cando begitu nama panggilannya, menyebut katak amerika sebagai bullfrog. Dari beberapa sumber bullfrog sering disebut dengan kata lembu, mungkin karena ukurannya dari katak lain yang biasa hidup persawahan.

Sore itu, Cando sedang mengganti air yang ada di kolam-kolam berukuran sekitar 1,5 x 1,5 meter. Menurutnya air harus rutin diganti, tujuannya kalau tidak salah ingat agar air tetap bersih dan katak terhindar dari penyakit.

Cando mendapatkan bibit bullfrog dari Kediri, Jawa Timur. Ia memilih katak berusia sekitar 4 bulan atau percil dengan harga sekitar Rp 2.000 -- Rp 2.500 per ekor. Jadi budidaya yang dilakukannya adalah pembesaran atau pengemukan katak.  

Jika memelihara dari kecebong, menurutnya terlalu lama dan biayanya jadi besar. Sementara untuk pembesaran katak muda (percil) dalam waktu 4 bulan sudah bisa panen. Harga jualnya sekitar Rp 35 ribu -- Rp 40 ribu per kilo. Satu kilo bisa berisi 3-4 ekor katak. Wah cukup menggiurkan juga keuntungannya.

Untuk makanan katak amerika, Cando memberinya pelet. Untuk katak yang sudah besar diberi pelet berukuran besar. Sementara untuk katak muda (percil) diberi pelet ukuran lebih kecil. Kolam percil dan katak besar juga dipisahkan. Jika dicampur, katak besar bisa memangsa katak-katak kecil.

Cando mengaku baru merintis usaha katak amerika ini. Namun katak yang dibudidayakannya sudah dipesan untuk dikirim ke Jawa Timur. Katak tersebut nantinya untuk memenuhi kebutuhan restoran dan rumah makan yang menyediakan olahan katak atau biasa disebut swike.

Mudah-mudahan usaha tersebut bisa lekas berkembang dan memotivasi generasi muda lainnya untuk tetap tinggal dan merintis usaha di kampung halaman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline