Lihat ke Halaman Asli

Septian Ananggadipa

TERVERIFIKASI

So let man observed from what he created

Kopi Kenangan Jadi Unicorn, Akan Terbang Sejauh Apa?

Diperbarui: 3 Januari 2022   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: forbes.com

Kabar menarik hadir di penghujung tahun 2021, startup unicorn baru telah lahir ke Indonesia. Kopi Kenangan atau biasa disebut "KopKen" menjadi unicorn kesepuluh di Indonesia dan sekaligus menjadi startup food & beverages pertama di Asia Tenggara yang menembus valuasi lebih dari US$ 1 miliar.

Sebuah kado tahun baru yang indah bagi dunia usaha negeri ini.

Menariknya, unicorn yang lahir di Indonesia kali ini tidak identik dengan startup berbasis teknologi seperti para pendahulunya. Namun sebuah bisnis kedai kopi yang berhasil bersinar di tengah gempuran franchise internasional dan badai pandemi.

Hampir semua orang di kota besar tahu nama Kopi Kenangan, dan well deserved, kini mereka menjelma menjadi unicorn.

Setelah meraih suntikan dana segar Rp1,3 triliun di fundraising seri C, KopKen menarik perhatian banyak pihak, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Seberapa menarik sih bisnis KopKen sehingga bisa menjadi unicorn?

Bermodal "Simplicity"

Didirikan oleh Edward Tirtanata dan James Pranoto pada tahun 2017, bisnis yang identik dengan Kopi Kenangan Mantan ini melesat sangat cepat di usia yang relatif masih hijau. Mampu menyaingi hegemoni kedai kopi internasional seperti Starbucks dan Coffee Bean, jelas KopKen merupakan bisnis kopi lokal yang dikelola dengan tidak main-main.

Sebelum adanya KopKen, Indonesia memang sedang mengalami tren coffee shop, namun saat itu yang ada di permukaan tentu saja Starbucks. Dengan harga yang termasuk premium saat itu, Starbucks sangat populer di kalangan menengah dan atas sebagai bagian dari lifestyle modern.

Sedangkan kopi lokal yang sudah jauh ada sebelum itu seperti kedai warung kopi dan penjual kopi sasetan keliling, masih berkutat dengan pola usaha tradisional dan harga yang jauh lebih murah. Sehingga bagi kalangan anak muda yang saat itu sedang demam media sosial menjadi tidak terlalu menarik perhatian.

KopKen datang menjembatani hal itu, dengan ide sederhana membuat kafe kopi lokal dengan harga yang berada di rentang "tengah-tengah" antara kopi premium dengan kopi warung, serta packaging yang simpel, jadilah Boom! KopKen menciptakan kolam bisnis yang luar biasa menarik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline