Lihat ke Halaman Asli

Tak Pernah Sendiri

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam saya bangun pukul 03.30 untuk sahur. Kunyalakan lampu ruang tengah, dimana kamar keluarga kami berada di setiap sisinya. Ibuku terbangun, seperti biasanya. Saya sering heran dengan kepekaan beliau.

Tidak hanya tadi malam ibuku terbangun. Berkali-kali beliau menyadarkan dirinya sejenak, meski hanya berpindah tempat. Entah untuk mengawasiku atau menemaniku.

Pernah suatu kali ketika saya lembur mengerjakan tugas. Beliau setia menemani, meski tidak secara langsung. Saya merasa tidak enak, tapi bukan karena merasa terganggu. Semua itu karena dengan penuh kesadaran saya mengetahui apa yang akan dikerjakan beliau esok hari.

Perlu diketahui bahwa ibuku adalah seorang pedagang. Beliau sudah terbiasa memulai harinya di awal pagi. Membayangkannya berkeliling saja sudah cukup untuk membuatku terharu. Beliau pernah berkata, "Arif itu ibu harapkan menjadi orang. Jadi, belajarlah yang rajin. InsyaAllah akan selalu ada rezeki buat mendukung arif mencapai cita-cita."

Sadarlah kawan, seorang ibu tidak akan pernah membiarkan anaknya meraih mimpinya sendirian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline