Lihat ke Halaman Asli

Senada Siallagan

Berpikir Out of The Box

Anak Kelinci dan Ibunya

Diperbarui: 7 Maret 2021   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan di sore hari baru saja reda, namun masih tetap saja gerimis. Di ufuk timur tampak pelangi nan indah. Berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu yang sangat indah. Di tepi sungai Rebo tampak ibu kelinci dan anaknya sedang duduk. Mereka memandangi pelangi indah itu. Mereka sangat senang bisa melihat pelangi sore itu.

            "Pelangi itu benar-benar indah ya, bu," ucap anak kelinci.

            "Benar. Kamu senang melihatnya?" tanya ibu kelinci.

            "Tentu! Kata orang, benarkah pelangi itu pertanda ada bidadari yang sedang mandi?"

            "Itu hanya dongeng. Kenyataannya tidak seperti itu."

            "Lalu, apa sebenarnya pelangi itu?"

            "Pelangi itu, cahaya matahari yang diuraikan oleh titik-titik air hujan".

            "Jadi, warna cahaya matahari yang tampak putih itu sebenarnya berwarna-warni?"

            "Benar."

            "Tetapi ibu juga pernah bilang bahwa pelangi berarti pertanda baik. Benarkah, itu?"

            "Ya, karena dengan pelangi ada janji. Dibalik gelapnya langit karena hujan, akan memberi keindahan. Nak, mari pulang." Ajak ibu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline