Lihat ke Halaman Asli

Selvia Indrayani

Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pentingnya Belajar Memahami Saat Pandemi

Diperbarui: 30 Juli 2021   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Shutterstock melalui Kompas.com

"Kamu knapa nggak pulang nengok simbok? Simbok lagi sakit, kok kamu diem wae,"ujar seorang adik pada kakaknya yang berada di luar kota.

"Aku bukannya nggak mau nengok simbok, tapi kondisi pandemi susah buat pulang. Dana buat mudik gede, belum lagi biaya swab. Masa aku pulang juga nggak bawa apa-apa,"timpal kakaknya dengan nada emosi.

Kejadian seperti ini mungkin pernah terjadi dan dialami oleh beberapa orang selama pandemi. Dua kali lebaran tidak dapat mudik. Tiba-tiba ada kabar orangtua sakit atau bahkan meninggal. 

Sebagai anak, pastinya ingin menengok jika orangtua sedang sakit. Namun, kondisi pandemi ini berdampak dalam segala aspek kehidupan.

Mau bekerja sebagai karyawan atau wirausaha, tetap saja terdampak dengan adanya pandemi. Entah terdampak dalam pendapatan atau ruang geraknya. 

Mungkin ada juga orang yang berpandangan jika jadi pegawai atau karyawan itu lebih enak. Gaji pasti dapat dan tidak perlu memikirkan untung rugi seperti jika memiliki usaha atau berjualan. 

Kadang tanpa disadari hal-hal seperti ini menimbulkan iri hati. Padahal tiap orang memiliki masalahnya sendiri dan harus bisa berjuang serta beradaptasi selama pandemi.

"Bukan yang terkuat yang bertahan, melainkan mereka yang paling adaptif menghadapi perubahan."

Kalimat yang diucapkan Darwin menjadi penuh makna di saat sedang terjadi perubahan besar dalam kehidupan manusia. 

Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan merombak tatanan yang telah ada sebelumnya. Mau-tidak mau, manusia dipaksa ikut berubah demi bertahan hidup. 

Ada hal-hal yang perlu kita pelajari dan pahami selama pandemi agar tidak menimbulkan sakit hati, antara lain:

1. Karyawan bukanlah pengusaha

Melihat dari kenyataan yang ada, karyawan memiliki tugas bekerja dan mendapatkan gaji. Sementara pengusaha berpikir bagaimana mengembangkan usaha. 

Tanggung jawab karyawan sebatas ruang lingkup kerjanya. Jika sudah bekerja, maka ia wajib mendapatkan gaji. Tidak heran jika mungkin dijumpai karyawan yang bekerja berdasarkan perintah tanpa inisiatif sama sekali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline