Lihat ke Halaman Asli

Kelompok 40 PMM UMM Menciptakan Ice Breaking Seru

Diperbarui: 5 Juli 2021   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Kebersamaan Kelompok 40 PMM UMM dengan Anak-anak Desa Candirenggo (dokpri)

Ice Breaking-"Memecah Es" biasa dikenal sebagai aktivitas ringan dalam mencairkan suasana pada saat melakukan sebuah kegiatan 

  Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) merupakan sebuah program di Universitas Muhammadiyah Malang sejak 2020 yang diikuti mahasiswa berbagai jurusan, program ini setara dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di tengah pandemi covid-19. Salah satu kelompok yang telah menyelesaikan rangkaian kegiatannya selama satu bulan penuh adalah kelompok 40 Gelombang 10, yang beranggotakan Selly Putri Rachma Wati, Dian Cahyaningasri, Fadhila Nur Zaqiya, Bayu Fillanthropy, dan Putri Endah Wulandari selaku ketua kelompok. Kegiatan yang dilaksanakan kelompok 40 mengarah ke sektor pendidikan yang mentargetkan anak-anak di Desa Candirenggo, Singosari, Malang. 

Sebuah inovasi hadir melalui salah satu anggota kelompok 40, yaitu menciptakan inovasi ice breaking seru dan mendidik dengan memanfaatkan 'Paribahasa' sebagai medianya. Paribahasa sendiri pada KBBI adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, dan perumpamaan). Paribahasa sebagai media ice breaking dilaksanakan dengan sistem pembicara atau pembawa acara akan memberikan sebuah penggalan paribahasa yang harus dilanjutkan oleh para audience, sebagai contoh dalam kegiatan kelompok 40 Selly selaku pencipta ide ice breaking paribahasa memberikan penggalan paribahasa yaitu 'ada gula ada...' yang jawabannya pastilah 'semut', tetapi salah satu audience yaitu Angel menjawab "ada gula ada sendok" (24/6/21) yang tentunya jawabannya salah. Dimana hal ini semakin menambah keseruan kegiatan.

Gambar 2. Angel menjawab penggalan paribahasa yang diberikan (Dokpri)

Ice breaking yang diberikan ditengah-tengah kegiatan yang kurang kondusif akan menarik perhatian audience kepada pembawa acara, terlebih lagi jika mereka banyak yang belum mengetahui bahkan belum pernah mendengar paribahasa yang disebutkan maka komunikasi pada kegiatan tersebut akan berjalan dua arah dan menjadi menarik. Sherly sebagai salah satu audience pada kegiatan kelompok 40 memberikan komentar "Seru banget kak! Karena banyak paribahasa yang saya dan teman-teman tidak tahu jadi kami penasaran sehingga terus mencoba menjawab walau salah" (4/7/21)

Ice breaking dengan paribahasa sebagai medianya ini sangat membantu dalam kegiatan untuk mengembalikkan fokus dan menghilangkan kejenuhan dari para audience, hal ini juga dipaparkan oleh Putri selaku ketua kelompok "Pasti ada pengaruh signifikan ketika diberi ice breaking, yaitu adik-adik jadi tidak memiliki kejenuhan dalam proses pembelajaran. Kalau ditanya ke-efektifan, pasti efektif. Karena ice breaking yang kita berikan bisa menarik rasa ingin tahu adik-adik.
Dan poin utamanya adalah mereka senang. Jadi akan mudah memberikan pelajaran apapun ketika mereka dalam kondisi hati yang senang dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi" (4/7/21). Sebagai calon penerus bangsa kita harus selalu bangga dengan kekayaan bahasa di Indonesia, dan "Ice breaking Paribahasa" dapat menjadi salah satu inspirasi di tengah-tengah kegiatan yang dilaksanakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline