Sekti Rahayu, S.Pd.Guru SD Negeri 1 Kayumas, Kecamatan Jatinom, Klaten | Mahasiswa Pascasarjana Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan( PEP ) UST Yogyakarta
Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang begitu cepat, dunia pendidikan Indonesia dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana membentuk insan yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur? Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan nasional, sejak awal telah meletakkan dasar-dasar penting tentang pendidikan yang tidak sekadar mengisi otak, tetapi juga menyentuh hati dan jiwa anak-anak.
Pendidikan sebagai Taman yang Menumbuhkan Jiwa
Ki Hadjar Dewantara mendefinisikan sekolah sebagai taman belajar, tempat anak-anak tumbuh dan berkembang secara alami, sesuai kodratnya. Konsep ini bukan sekadar metafora indah, tapi sebuah filosofi mendalam tentang bagaimana pendidikan seharusnya dilakukan: bukan membentuk anak menjadi seragam, tapi membimbing mereka menjadi manusia merdeka, yang berpikir dan bertindak dengan tanggung jawab serta rasa kemanusiaan.
Sayangnya, praktik pendidikan kita di kelas seringkali masih terjebak pada pola "hafalan demi nilai", bukan "penghayatan demi makna". Anak-anak didorong untuk mengingat rumus, definisi, dan jawaban ujian, tapi seringkali lupa bagaimana bersikap sopan, peduli, dan bertanggung jawab. Inilah saatnya kita kembali ke akar: menumbuhkan budi pekerti sebagai ruh pembelajaran.
Apa Itu Budi Pekerti menurut Ki Hadjar?
Budi pekerti menurut Ki Hadjar bukan sekadar sopan santun dalam bentuk luar, melainkan kesatuan antara pikiran, perasaan, dan kehendak yang menghasilkan tindakan baik. Dalam bukunya "Pendidikan", Ki Hadjar menulis bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Artinya, pendidikan bukan sekadar mengajarkan 'apa yang benar' tapi juga 'mengapa itu benar' dan 'bagaimana cara melakukannya dengan hati nurani'.
Strategi Menumbuhkan Budi Pekerti di Kelas
Sebagai guru sekolah dasar, saya percaya bahwa pendidikan karakter khususnya budi pekerti BudiPekertitidak bisa diajarkan lewat ceramah panjang atau hafalan definisi. Ia harus dihidupkan, diteladankan, dan dilatihkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa strategi sederhana namun bermakna yang saya terapkan antara lain:
1. Membuka pelajaran dengan refleksi nilai