Lihat ke Halaman Asli

Sepucuk Surat Cinta untuk Kampung Halaman yang Dirindukan

Diperbarui: 18 Maret 2024   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepucuk Surat Cinta Untuk Kampung Halaman (sumber: geralt by pixabay)

Dear Kebumen, kampung halaman yang ku rindukan.

Meskipun kita hanya bertemu satu tahun sekali saat Idul Fitri, namun kampung halaman akan selalu menjadi tempat pertama yang paling ku rindukan.

Tentang suasana kampung yang begitu menenangkan, suasana keluarga yang begitu mendamaikan, makanan-makanan favorit yang selalu dirindukan serta hal-hal lain yang membuat ku ingin kembali lagi ke kampung halaman tercinta.

Tugu Kota Kebumen (sumber: facebook @kebumen beriman)

Kini, kita berjauhan lagi. Sebab, memang sudah takdir yang membawa kita pada kehidupan masing-masing. Tidak seperti suasana dahulu, ketika kita pulang ke kampung halaman mungkin terasa sangat menyenangkan bahkan menjadi momen yang paling membahagiakan. Karena saat itu, kita masih bisa saling bermaaf-maafan, masih bisa makan bersama, masih bisa menonton televisi bersama dengan film kesukaan, masih bisa bercerita seru-seruan bersama, masih bisa pergi berlibur bersama dan berkumpul bersama dengan orang-orang yang kita sayangi. Intinya dulu, kita masih bisa sama-sama menyempatkan waktu kita untuk keluarga tercinta. Sesibuk apapun kondisi dan situasinya.

Suasana pulang ke kampung halaman untuk tahun ini mungkin terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Selalu begitu, akan ada perbedaan di setiap tahunnya.

Momen mudik ku tahun ini terasa sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Entah, mengapa terasa sangat berbeda. Mungkin karena ada beberapa orang-orang tersayang yang sudah Allah panggil duluan, sehingga kita tidak bisa berjumpa lagi. Mungkin, karena waktu dan keadaan yang tidak memungkinkan kita berkumpul bersama lagi seperti dahulu.

Sungguh, mudik tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Ya bukan berarti tidak bersyukur dari keadaan saat ini, namun lebih menerima apa yang ada dengan segala keadaannya.

Lebih belajar ikhlas dan sabar, serta sedikit belajar melupakan kenangan-kenangan indah dahulu, perlahan meski sulit terlupakan. Dan aku cukup berterimakasih atas semua kenangan indahnya.

Teruntuk ibu, bapak, nenek, kakek, paman, bibi, sepupu, dan adik-adik tercinta. Maaf ya, mungkin mudik tahun ini rasanya aku belum bisa memberikan apapun dan belum bisa memberikan sesuatu yang terbaik bagi kalian. Namun, yang bisa ku lakukan dan akan selalu ku lakukan saat ini dan selamanya adalah berdoa demi kebaikan kalian dan kita semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline