Lihat ke Halaman Asli

Aditya SatriaPandu

Mahasiswa S1 Teknik Industri 2018

Pengolahan Pasca Panen Kopi Robusta Temanggung yang Lebih Menguntungkan ala KKN Tematik Desa Rejosari

Diperbarui: 21 Oktober 2021   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Desa Rejosari merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Temanggung sebagai penghasil kopi, terlebih kopi Robusta. Hal ini disebabkan Desa Rejosari berada di 570-790 MDPL yang membuatnya lebih cocok ditanami kopi jenis Robusta dibandingkan Arabika.

Dalam panen raya, Desa Rejosari sendiri dapat memanen kurang lebih 20 hingga 30 ton buah kopi, dari hasil panen tersebut petani dapat menjual secara langsung sebagai kopi basah dengan harga Rp4.700 atau dilakukan proses pengolahan natural dengan dijemur di bawah sinar matahari sekitar 7 hingga 10 hari seusai dengan keadaan cuaca.

Lalu setelah kering dengan memanfaatkan jasa selep keliling petani dapat mengubahnya menjadi kopi berasan dengan ongkos Rp 1.000, dari kopi berasan tersebut petani dapat mengantongi uang sekitar Rp 20.500 hingga Rp 21.000.

Permasalahannya yaitu warga Desa Rejosari masih banyak yang belum mengatahui bahwa terdapat  nilai ekomoi yang lebih jika kopi dapat diolah dengan cara yang berbeda ataupun menjadi olahan yang berbeda dibandingkan hanya kopi tubruk yang dimana sektor pasarnya terbilang hanya untuk orangtua ataupun anak laki-laki.

Akan tetapi, dasar dari segalanya yaitu pemetikan buah kopi merah. Pemetikan buah kopi merah dimana kondisi buah kopi benar benar matang. Sehingga saat kopi mengalami proses lanjutan kopi tersebut tidak mengalami belang saat disangrai. 

Pemetikan buah kopi merah ini terkadang dianggap kurang menguntungkan dikarenan banyak faktor yang menjadi penentu, misalnya faktor kebutuhan yang mendadak, atau perhitungan ekonomi dari petani sendiri sehingga memilih menjual dalam kondisi rajutan atau campuran buah kopi merah dan buah kopi hijau.

Hasil Buah Kopi Petik Merah dan Petik Hijau

Padahal dengan petik merah kopi didapatkan tingkat kematangan yang pas serta memiliki bobot lebih ketika masak. Bapak Sukardi sebagai petani teladan di Desa Rejosari telah mengajarkan perlahan kepada warga di desa tersebut dengan lebih memperhatikan perawatan pada pohon kopi mereka, baik dari pemupukan, pemangkasan ataupun penyambungan. 

Dengan usaha usaha tersebut perlahan dapat membangun kepercayaan para petani sekitar untuk lebih sadar untuk memanen petik merah.

Buah kopi petik merah kering setelah proses penjemuran, dapat dilakukan pengelupasan kulit dan bijinya. Dari proses tersebut sebenarnya dapat disortir dalam beberapa kondisi dan ukuran baik biji utuh, pecah atau terlalu kecil maupun kopi lanang, dimana kopi lanang merupakan sebuah proses kecacatan kopi dimana hanya tumbuh satu biji kopi didalam satu buah, akan tetapi kondisi ini memberikan rasa yang lebih pekat dan kekhasan yang tersendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline