Lihat ke Halaman Asli

Warung Ramadan: Buka Puasa di Luar

Diperbarui: 15 April 2023   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: kreasi pribadi via Canva

Episode 25: Buka Puasa di Luar


Pukul lima tepat. Setelah menelepon Emak untuk mengabari bahwa aku akan pulang terlambat karena harus membantu Sam, sepulang bekerja aku segera melangkahkan kaki menuju warung Kopi Soesoe milik Sam.

Aku menyenandungkan shalawat Rahmatan Lil'alamin sembari melangkah. Sepuluh hari terakhir Ramadhan seharusnya kuisi dengan berdiam di masjid dan memohon Rahmat dari-Nya. Namun, aku belum mampu melakukan hal itu.

Antrean di Warung Kopi Soesoe milik Sam cukup padat meski tak sampai berdesak. Aku membantu Sam untuk merebus kopi bubuk yang dia sebut sebagai kopi olahan keluarganya. Aku tak begitu mengerti tentang kopi, tetapi Sam mengatakan akan bersedia menerimaku bekerja paruh waktu di sana bahkan setelah Ramadhan usai.

"Aku berencana buat fokus jualan Jul, setelah tabunganku cukup aku bakal resign kerja," katanya.

Aku iri dengan keteguhan niatnya dan gigihnya dia bekerja. Namun, aku tak punya keberanian dan keyakinan seperti Sam.

"Kau masih puasa, Jul?" dia bertanya sambil mengocok susu full cream dalam cangkir.

"Masih Bang, InsyaAllah. Lagian bentar lagi azan magrib, Bang." Aku mengatakannya sambil tertawa.

"Bagus. Kita bisa buka puasa di luar," katanya.

Aku tersenyum. Sam ternyata sangat pengertian dan setia kawan.

Satu-persatu pembeli telah meninggalkan antrean. Sam menepuk bahuku sambil tersenyum puas. Aku mulai memahami pikiran lelaki itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline