Lihat ke Halaman Asli

Ketika Pembalap Banting Setir

Diperbarui: 21 Juli 2021   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepasang kaki jenjang melangkah dengan tegap. Senampan hidangan yang cocok disantap saat makan siang diletakkannya di atas meja kaca berbentuk persegi panjang. Tiga perempuan berpakaian formal dengan makeup minimalis mengamati hidangan itu.

"Apa ini?" tanya perempuan pertama sembari mengambil bagian kecil dari hidangan untuk dicicipi.

"Javaneese mushroom with pinapple and olive oil dimasak dengan kecepatan kurang dari 100 kilometer per jam," jawab lelaki itu dengan membusungkan dada.

"Ide kamu bagus, tapi sayangnya seasoningnya kurang," tambah perempuan kedua setelah meletakkan piring bekas makannya ke bawah meja.

Lelaki itu mengangguk-angguk.

"Makasih, Chef. Saya akan berusaha menambahkannya di lap berikutnya," sahutnya.

"Lantas, dengan hidangan ini, kamu yakin akan lolos ke babak selanjutnya?" tanya perempuan ketiga.

Tatapan lelaki itu beralih ke bawah kakinya. Ia kembali mengingat alasan untuk mengikuti kompetisi memasak.

"Ya. Saya yakin. Karena saya sudah memperhitungkan dengan matang, menggunakan ban high dan medium untuk bisa memenangkan kompetisi ini," terangnya sepanjang sungai terpanjang di Jawa Barat.

"Kenapa dari tadi jawaban kamu nggak jelas begitu? Kamu mau masak atau ngapain?" perempuan pertama bertanya dengan suara lebih keras.

"Saya mau masak, Chef. Tapi, maaf. Karena sekarang acaranya live, mama saya bisa pingsan kalau melihat saya ikut kompetisi ini dan mundur dari lintasan balap. Karena itu saya menjawab sesuai keadaan di lintasan balap, Chef," jawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline