Lihat ke Halaman Asli

santi diwyarthi

Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....

Satya Cipta, Sang Pelukis Cahaya

Diperbarui: 22 Oktober 2018   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Wanita kelahiran tanah Lampung ini menamatkan pendidikan pada Institut Kesenian Jakarta, Jurusan Seni Teater. Selanjutnya, semenjak tahun 2006 hingga 2013 bekerja pada beberapa kelompok teater di Jakarta, juga pada beberapa sutradara, mencakup Slamet Raharjo, Sudjiwo Tejo, Jose Rizal manua, Putu Wijaya. Hal ini mematangkan kompetensinya sebagai seorang penata gerak dan tampilan artis, sebagai koreografer, dan bahkan seorang seniman,

Bila Lukisan adalah Cinta, Maka Satya menggurat nya pada kanvas dengan hasrat membara

Ketertarikannya pada bidang seni lukis mulai berkembang semenjak dia tinggal di Bali. Keahlian yang kian terasah ini terwujud pada berbagai karya lukis yang dihasilkan. Dan akhirnya memberanikan diri tampil pada berbagai pameran seni lukis.

Penampilan perdananya dalam potensi seni lukis adalah pada tahun 2017 pada pameran bertajuk "The Offering" di Gallery Monkey Forest. Tahun 2017, New Media Art Exhibition bertemakan "Dj vu" di La Salle College of Art, Singapore. Tahun 2017, Pameran Seni Wanita bertema "Luwih Utamaning Luh" di Art Center Denpasar. 4th Indonesia's Grand Exhibition bertema "Epicentrum", di Manado, Sulawesi Utara. 

Tidak puas sampai disini, Satya Cipta bahkan menjajal kemampuannya untuk turut terlibat tampil dalam pentas Drama Musikal bergenre romantic karya Shakespeare. Berperan sebagai penyanyi sopran pemeran Cymbelline, mengandung kisah mengenai tragedy percintaan, yang disutradarai oleh Prof. Rubin dari (Essex University), dan dipentaskan di Art Center Denpasar.

Dok. Pribadi

Bila Lukisan adalah Cahaya, Maka Satya melebur segala resah gelisahnya tentang wanita, dan kodrat yang terkadang memaku kita dalam stigma membuta

Kali ini, kembali Satya melakukan pameran tunggal bertema "A Budding Talent", di Museum Puri Lukisan Ubud. Dibuka oleh pada tanggal 6 Oktober 2018, rencananya pameran akan berlangsung hingga akhir Oktober 2018, dengan memamerkan 31 hasil karya seni lukisnya.

Dok. Pribadi

Bila Lukisan adalah  Kidung Asmara, Maka Satya membasuh wajah kita memerah semburat jingga, karena hasrat birahi tiada ternafikan lagi

Dengan mudah bisa kita temukan guratan coretan dan tarian kuas bercorak feminin di setiap karyanya. Garis kecil halus namun tajam, panjang, dengan lekuk indah, sebagian besar bertema wanita, ibu dan anak, dan pesona indah wanita.

Pada beberapa bagian gambarnya, terlihat sketsa sederhana, dengan banyak ruang sengaja dibiarkan kosong, hanya goresan sederhana, permainan warna sederhana, hitam dan putih, namun tetap menampilkan indahnya perempuan.

Di bagian lain karya seni yang dihasilkan, terlihat guratan yang lebih penuh, berbagai bentuk penuh terdapat pada lukisan, termasuk dengan permainan warna yang lebih beragam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline