Lihat ke Halaman Asli

Alamsyah

Jurnalis & Content Writer

Story About Ivona (Part 1)

Diperbarui: 29 Agustus 2022   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, 18 April 1975

Bapak berlari kencang ke arah rumah Pak Amrih, orang kaya dan terpandang di kampung kami. Ibu di rumah sendirian, meregang nyawa. Mau melahirkanku.

"Tolong pinjam sepeda motor pak Amrih. Istri saya sudah mau melahirkan. Saya mau bawa dia ke dukun beranak di ujung kampung sana." kata Bapak.

"Tidak bisa. Motor sedang dipakai." singkat kata Pak Amrih.

Bapak terdiam. Matanya menangkap sepeda motor itu ada di pojok rumah sang Jutawan.

Bapak langsung kembali ke rumah. Tapi ibu sudah tak ada. Di dekat ibu, aku terlahir ke muka bumi.

Bapak terpagut. Pandangannya kosong. Sebelum bapak menyusul ibu, bapak menuliskan surat buatku.

Suratnya singkat. Kata bapak, aku bukan anaknya. Bapak menyuruhku cari tahu sendiri siapa bapakku sebenarnya, jika aku sudah besar nanti.

Aku simpan surat itu sampai aku 20 tahun.

7 Tahun Kemudian

Steve Jhonson, kurator museum dari Wina tertarik dengan karya instalasiku bertajuk "Petaka Kata". Katanya, karyaku satir dan absurd. Dia berencena mengundangku ke kotanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline