Lihat ke Halaman Asli

Tas Batik, Skinny Jeans, dan Sop Kimlo di Pasar Klewer Solo

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jadwal keberangkatan tiket Solo - Banjarmasin hadiah ABFest 2013 tertulis 12.00 wita. Berarti masih ada kesempatan setengah hari untuk road to Solo dengan tujuan utama menyisir cindera mata di Pasar Klewer yang tidak jauh dari Hotel Istana Griya 2 di Jalan Imam Bonjol, Menumpang becak, bersama sahabat blogger Zian Armie kami menyisir jalan menuju pusat oleh-oleh di Pasar Klewer yang pagi ini sudah mulai ramai pengunjung. Sempat kaget juga melihat sisi kiri jalan sepertinya lapangan terlihat deretan mobil dengan bagasi terbuka menjajakan berbagai kerajinan rakyat olahan batik. Sang pengayuh becak menjelaskan bahwa mobil itu adalah pedagang batik dari Pekalongan. Lebih dari 20 mobil berjajar rapi dengan beberapa pembeli yang memilih dan menawar barang.  Tapi, kami tidak singgah di sana karena menurut Abang Becak kualitas batiknya kurang bagus dibandingkan batik solo yang digelar di pasar grosir terbesar ini. Tujuan pertama adalah membeli tas batik sebagai oleh-oleh pulang ke Banjarmasin, aku memilih dari penjual yang berjajar di tepi jalan dengan rerata harga 20 ribu rupiah - lumayan banyak juga mengingat beberapa sahabat yang harus dibagi. Memang harus pandai menawar harga tampaknya di pasar grosir ini, semakin alot kita menawar, maka nilai jual menjadi lebih murah. Kemudian berkeliling memasuki lorong di dalam pasar - berjajar baju dan kain batik dengan berbagai warna dan model - anehnya hampir setiap kios yang kutanyakan memiliki nilai harga seragam.
Lurus arah ke belakang berbatasan tembok tinggi ternyata berjajar pula kios dengan aneka ragam barang jualan selain olahan batik. Salah satunya adalah jeans skinny yaitu celana jeans yang bentuknya ketat pada bagian paha dan meruncing ke arah tumit dengan istilah keren jeans pensil. Masih ingat ketika zaman anak sekolahan tahun 90-an trend jeans dengan ketat ngepres di kaki dan meruncing ke mata kaki ini menjadi simbol anak belia setelah tipe cutbray. Ternyata, sahabat Zian Armie tertarik dan langsung membayar setelah memilih ukuran yang pas. Agak beda dikit dengan yang di dalam pasar, kios yang nempel di tembok ini sungguh familiar dengan pembeli ketika memilih jenis, warna, dan ukuran maupun harga. Menurut sahabat Zian Armie harga yang dijual lebih murah dibandingkan harga di Banjarmasin. Akhirnya, dia pulang ingin memakai jeans skinny dari pasar klewer ini sebagai uji coba kualitas serta sebuah tas jinjing kecil untuk sang bunda. Jujur saja selama kegiatan ABFest 2013 di Solo ini kami tidak sempat memikirkan oleh-oleh untuk dibawa pulang. Nah, setelah tiket sudah ditangan barulah terpikirkan - untung pasar klewer memiliki bursa barang yang beragam serta harga terjangkau.
Tak terasa berkeliling pasar telah melewati pukul 11.00 wita. Kami pun kembali ke jalan menuju pintu gerbang Mesjid Agung Keraton Surakarta - untuk mengisi perut sebelum kembali ke hotel dan persiapan berangkat ke Banjarmasin. Warung sederhana di tepi jalan ini menyediakan berbagai ragam makanan, aku memilih sop kimlo sementara sahabat Zian Armi menyantap nasi liwet. Entah megapa aku ingin merasakan sop kimlo ini setelah melihat ada perpaduan serasi antara bakso ikan dan jamur kuping serta bunga sedap malam sebagai bahan utamanya. Harganya pun murah serta nikmat saat hangat. Salam!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline