Lihat ke Halaman Asli

SALMA AULIA

MAHASISWA TEKNIK SIPIL

Hubungan Zakat dengan Pemulihan Ekonomi Islam

Diperbarui: 14 Juli 2022   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masalah kemiskinan di Indonesia saat ini adalah suatu hal yang nyata. Kemiskinan dan pengangguran adalah problem yang sulit dipecahkan. Tentu saja hal ini antara lain disebabkan oleh distribusi kekayaan/pendapatan yang tidak seimbang dan tidak merata diantara individu-individu dalam masyarakat itu sendiri(Zakirah, 2017). 

Salah satu potensi ajaran Islam yang belum ditangani dengan baik dan serius oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan adalah zakat. Zakat secara bahasa berati membersihkan, bertambah dan tumbuh, merupakan ibadah yang bercorak sosial-ekonomi, mengeluarkan sebagian hak miliknya kepada pihak yang berhak untuk menerimanya agar terciptanya pemerataan ekonomi yang berkeadilan. 

pengertian dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri adalah kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produk barang atau jasa mengalami peningkatan. Pertumbuhan output ini tercermin dalam nilai produk Domestik Bruto. 

Potensi zakat yang begitu besar di Indonesia yang mayoritas umat muslim. maka semakin besar zakat yang kita keluarkan semakin besar pendapatan nasional suatu Negara. Semakin besar pendapatan nasional suatu negara berarti terjadi peningkatan pertumbuhan ekonominya. 

Pertumbuhan perekonomian akan mengarahkan negara menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Tolak ukur zakat sebagai sebagai pengatur kesejahteraan benar-benar bisa dijadikan pedoman standar, baik dalam konteks ekonomi mikro maupun makro. 

Kenyataan sejarah telah membuktikan, bahwa zakat dapat meningkatkan pendapatan nasional suatu Negara sehingga tercipta kemakmuran. masa Umar bin Abdul Aziz dengan sistem pemerintahannya, terutama tentang sistem zakat dan pajak perlu kita tiru. 

Selain itu , teori-teori modern yang dikemukakan para tokoh ekonomi Islam, seperti yang kita kenal dengan multiplier effect of zakat (efek pengganda dari zakat) telah menemukan bagaimana mekanisme zakat itu benar-benar dapat meningkatkan pendapatan nasional yang berarti meningkatkan pertumbuhan perekonomian. bantuan yang diberikan dalam bentuk bantuan konsumtif saja sudah mampu memberikan efek pengganda yang cukup signifikan. 

Apalagi zakat diberikan dalam bentuk bantuan produktif seperti modal kerja atau dana bergulir, maka sudah barang tentu efek pengganda yang didapat akan lebih besar lagi dalam suatu perekonomian , dikarenakan zakat memberikan efek dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dalam zakat dengan bentuk bantuan konsumtif. 

Dan perhitungan zakat dengan pendekatan makro terhadap pendapatan nasional juga telah membuktikan bahwa zakat telah memberikan pengaruh yang positif juga terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Zakat dalam menciptakan peningkatan pendapatan nasional, zakat harus dialokasikan secara tepat, dan diberdayakan. 

Peran zakat adalah sangat penting dalam usaha pemberdayaan potensi ekonomi umat. Solusi alternatif dan strategis yang ditawarkan Islam tiada lain adalah dengan sistem pengelolaan (distribusi dan pendayagunaan) zakat yang produktif dan kreatif. Dengan pengelolaan sebagaimana dimaksud diharapkan dapat memberdayakan orang miskin menjadi Agniya(yang kaya)  dan menjadikan mustahiq menjadi muzakki.

Program pengentasan kemiskinan seyogianya tidak sporadis. karena mereka akan segera limbung sesaat setelah ditolong, jika tidak ditopang. Salah satu tindakan terencana dalam mengentaskan kemiskinan adalah dengan membuat pemetaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline