Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Teori Konflik Lewis A Coser

Diperbarui: 29 September 2022   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MENGENAL TEORI KONFLIK LEWIS A. COSER

 

Lingkungan di tempat saya tinggal memiliki dua masjid sebagai tembat beribadah dan sarana kajian masyarakat. Hal ini mengharuskan adanya dua organisasi atau kepengurusan dalam mengelola dan menjalankan kegiatan di masing masing masjid tersebut. Remaja Islam Masjid atau biasa disebut Rismas menjadi salah satu organisasi penting dalam menyukseskan kegiatan masjid. 

Dalam mengelola kegiatan atau kajian yang dilakukan, rismas antar masjid seringkali menuai konflik dimana anggota rismas antara kedua masjid tidak terbuka dan cenderung menutup nutupi pendapat atau rancangan program yang akan mereka lakukan. 

Namun hal itu tidak mengubah atau mempengaruhi pertemanan atau hubungan baik yang terjalin diantara anggota kedua rismas pada kehidupan sehari hari. Akibat adanya konflik tersebut justru hubungan antara anggota rismas kedua masjid makin erat sebab timbul kesepakatan dimana kedua rismas masjid tersebut melakukan kegiatan dan program masjid bersama namun tetap menggunakan istilah  dua organisasi.

Bagi saya hal ini merupakan contoh tentang teori konflik dari Lewis A.Coser karena konflik yang timbul diantara kedua rismas masjid tersebut tidak mempengaruhi pertemanan atau hubungan baik antara setiap anggota rismas pada kedua masjid. Bahkan konflik tersebut justru mempererat hubungan antara anggota rismas, jika konflik itu tidak ada mungkin saja hubungan antara kedua rismas akan lemah tanpa solidaritas. Menurut Lewis A Coser terdapat suatu kemungkinan bahwa seseorang terlibat dalam suatu konflik relistis tanpa adanya permusuhan ataupun agresi.

Saya mengenal teori konflik Lewis A Coser dari buku Teori Sosiologi Modern (2021) karya Bernard Raho dan Jurnal Teori Konflik Sosiologi Klasik dan Modern karya M Wahid Nur. Buku dan jurnal ini menjelaskan teori Lewis Coser bahwa konflik tak selamanya berkonotasi negative namun juga memiliki fungsi positif . 

Teori Konflik adalah satu perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial yang tediri dari bagian-bagian atau komponen-kompkonen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda di mana komponen yang satu berusaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuni kepentingannya atau memperoleh keuntungan sebesar-besarnya (Raho 2021).

Dalam pemahaman saya teori konflik tidak sepenuhnya bersifat negative, namun juga dapat bersifat positif dalam mempersatukan berbagai kepentingan social didalamnya. Lewis Coser menolak pandangan bahwa ketiadaan konflik sebagai indicator dari kekuatan dan kestabilan suatu hubungan. Seperti dalam bukunya yang berjudul The function of Social Conflict, Lewis Coser memusatkan perhatiannya pada fungsi fungsi dari konflik. Menurut Lewis Coser konflik memiliki berbagai fungsi, antara lain :

Yang pertama, konflik dapat membantu mengeratkan ikatan kelompok yang berstruktur secara longgar. Masyarakat yang mengalami disintegrasi atau berkonflik dengan masyarakat lain dapat mem[erbaiki kepaduan integrasi.

Yang kedua, konflik dapat membantu menciptakan kohesi melalui aliansi dengan kelompok lain. Contoh, konflik antara bangsa Arab dan Israel akan menimbulkan aliansi antara Israel dan Amerika Serikat. Sehingga berkurangnya konflik Israel dengan Arab mungkin dapat memperlemah hubungan antara Israel dan Amerika Serikat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline