Lihat ke Halaman Asli

Mr Sae

Peneliti

Menyiasati 7 Komoditas yang Menjadi Penyebab Inflasi

Diperbarui: 17 Maret 2017   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: bkp.pertanian.go.id

Pembicaraan dan diskudi terkait pembangunan pertanian dalam artian luas tidak akan perbah henti hentinya  sepanjang waktu, tahun dan bahkan masa. Persfektif yang sering muncul terkait hal tersebut adalah masih terfokus pada ketersediaan pangan yang menjadi kebutuhan langsung dan pokok masyarakat semisal kebutuhan beras, kedelai, jagung, cabai, bawang merah, gula dan daging. Enam komoditas tersebut yang menjadi faktor kelangkaan pada musim-musim tertentu yang berdampak pada inflasi (kenaikan harga). Bahkan faktor kelangkaan 6 komoditas tersebut selalu menjadi isu nasional dan pada akhirnya mengarah pada komoditas politis. Berbagai pihak selalu menyalhkan pemerintah terutama Kementerian tertentu higga saling lempar tanggungjawab.

Atas gejolak harga dan kelangkaan 6 komodutas tersebut seolah menjadi rutinitas yang kemudian menimbulkan reaksi dari Kementerian tertentu misalnya dengan melakukan peninjauan ulang terkait kelangkaan dan kenaikan harga tersebut. Debat dan diskusi publik pada akhirnya mengarah pada aspek teknis dan non teknis mengapa terjadi kelangkaan 6 komoditas tersebut, padahal secara geografis (iklim mendukung) dan ketersediaan lahan sangat luas secara nasional. Diskusi aspek teknis lebih mengarah pada aspek budidaya dan rantai pasar/pasok komoditas, semenetara diskusi non teknis lebih mengarah pada faktor iklim/faktor eksternal petani. Pada kenyataanya dinegara negara lain faktor teknis bisa di tangani dengan pendekatan pola tanam, introduksi teknoogi baik varietas dan paket teknologi sementara faktor non teknis dapat diantisipasi dengan penanaman berkala atau tidak serentak pada lokasi dan waktu yang berbeda.

Menyikapai faktor teknis tersebut pemerintah melalui Kemeneterian Pertanian terutama pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dirjen Hortikultura dan Dirjen Tanaman Pangan serta melibatkan  Kementerian Perdagangan telah membuat rebulasi nasional melalui : (1) maksimalisasi penggunaan dan pemnafaatan lahan pertanian optimal dan sub optimal untuk peningkatan produksi dan produktivitas 6 komoditas tersebut secara nasional, (2) meningkatkan peran dan kontribusi riset terkait peningkatan produktivitas melalui penciptaan varietas baru unggul dan paket teknologi pendukungnya, (3) melakukakan koordinasi dengan seluruh pihak dan stake holder pemerintah pusat, daerah dan militer untuk mendukung tercapainya kegiatan tersebut terutama pada peningkatan produktivitas padi, dan (4) melakukan perbaikan dan revitalisasi rantai pasok/tata niaga pasar dengan memutus atau merasionalisasi jalur menjadi lebih efentif dan efiseinsi sehingga mampu menekan kenaikan harga dan meningkatkan pendapatan petani.

$ langkah tersebut dilakukan oleh pemerintah dalam upaya menekan dan mengurangi gejolak harga dan langkanya komoditas pada waktu-waktu tertentu. Atas ditempuhnya langkah-langkah tersebut beberapa komoditas seperti padi, jagung, bawang dan cabai sudah menunjukkan hasilnya yaitu terjadinya peningkatan produksi secara nasional dan mamapu meredam potensi kenaikan harga di masyarakat. Komoditas yang kan menjadi prioritas selanjutnya adalah kedelai, daging dan tebu. # komoditas ini juga memiliki peran mendasar terhadap terjadinya keiankan harga  di pasar.  Untuk itu melalui grand design dan road map pembangunan pertanian 2045 ketiga komoditas tersebut mulai dari tahun 2017 menjadi fokus berikutnya Kementerian Pertanian.

JIka 6 permasalahan utama komoditas tersebut sudah tertangani, maka lamgkah-langkah berikutnya yang akan ditempuh pemerintah adalah mengoptimalkan peran dan kontribusi dari komoditas lainnya terutama non pangan seperti perkebunan, mekanisasi dan pasca panen, walaupun dalam operasionalnya kegiatan tersebut bersamaan/tidak terpisah, namun dari sisi anggaran yang telah ada masih difokuskan pada penataan dan peningkatan 6 komoditas tersebut. Harapanya satu persatu permasalahan utama pembangunan pertanian mampu terpecahkan melalui pendekatan/regulasi yang sudah ada saat ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline