Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Adik Perempuan Kim Jong-un dan Manuver Nuklir Korea Utara

Diperbarui: 30 Maret 2021   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kim Yo-jong konon disiapkan Kim Jong-un untuk menjadi alter ego-nya (doc.BBC/ed.WS)

Korea Utara (Korut) melakukan uji coba dua rudal balistik taktis jarak pendek terbarunya yang diluncurkan ke laut dekat Jepang minggu lalu sebagai penanda kemajuan stabil dalam pengembangan program persenjataannya.

Secara tidak langsung memberikan tekanan secara politis yang lebih besar pada Amerika Serikat (AS) sehingga negeri Paman Sam itu langsung merespon dengan mengutuk keras uji coba rudal tersebut (Reuters, 30 Maret 2021). 

Presiden AS Joe Biden mengatakan uji coba  itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi dia tetap terbuka untuk diplomasi dengan Pyongyang.

Sementara Presiden Korea Selatan (Korsel) Jae-in Moon, yang negaranya berbatasan langsung dengan Korut, paska peluncuran tersebut langsung menyerukan untuk melanjutkan dialog antara Korut-Korsel-AS guna membahas program nuklir tetangganya itu.

Seruan Moon langsung dibalas oleh Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un, yang menyebut bahwa  pernyataan Moon yang senada dengan AS itu memalukan,”Tindakan tidak masuk akal dan kurang ajar dari Korsel itu persis sama dengan logika AS yang mirip gangster,” kecamnya seperti dirilis oleh media pemerintah Korut KCNA pada Selasa (23/3) lalu.

Sebelumnya Kim Yo-jong pun sudah memberi peringatan keras pada Biden yang belum lama terpilih sebagai Presiden AS,”Jika ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, sebaiknya jangan menyebar bau (busuk) pada langkah pertama," katanya (CNN, 16 Maret 2021).

Ultimatum Yo-jong itu diucapkannya saat AS-Korsel melakukan latihan simulasi militer dalam skala kecil bersamaan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken dan Menteri pertahanan AS Lloyd Austin di kawasan tersebut untuk melakukan pembicaraan dengan Jepang serta Korsel.

Kedua pejabat AS itu, sebagaimana dirilis CNN, bertemu dengan rekan-rekannya di Tokyo dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk ‘denuklirisasi lengkap Korea Utara’ serta menciptakan peluang kerjasama lebih lanjut antara AS, Jepang, dan Korea Selatan.

Langkah yang ditempuh AS dalam menyikapi kekeraskepalaan Korut masih tidak bergeser jauh dari ‘mengancam untuk menembak dari jauh’ namun ‘selalu terbuka untuk diplomasi’, yang terakhir konon sulit dilakukan karena pemerintah Korut belum memberikan jawaban resmi atas tawaran berunding yang diajukan.

Presiden Joe Biden sepertinya tidak akan menulis ‘surat cinta’  pada Kim Jong-un seperti pendahulunya, Donald Trump, yang jelas pemerintahan AS di bawah kepemimpinannya tetap belum bergeming dari pelucutan program nuklir alias denuklirisasi Korut secara menyeluruh. Sesuatu yang sangat tidak gampang untuk diwujudkan.

Warga Korut punya alasan kuat kenapa mereka menolak denuklirisasi, salah satunya fakta bahwa para pemimpin di Irak dan Libya digulingkan setelah melepaskan program nuklir mereka di bawah tekanan AS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline