Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Gerhana Bulan Terlama? Sholat, Yuk...

Diperbarui: 27 Juli 2018   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Fenomena alam tahunan yang terjadi saat Bumi, bulan, dan matahari berada dalam posisi segaris dimana bumi tepat berada di tengah-tengah atau populer dengan sebutan gerhana bulan total (GBT) senantiasa menarik untuk diperbincangkan dan disaksikan. Daya tariknya kian berlipat tahun ini karena peristiwa yang diprediksi bakal terjadi besok (28/7), menurut pakar dari Royal Astronomical Society (London), akan berlangsung selama 103 menit dan menjadikannya GBT terlama sepanjang Abad 21.

Lalu saat ketiga benda angkasa tersebut tersebut berada tepat segaris dan atmosfir Bumi menyebarkan cahaya biru dari matahari sambil membiaskan cahaya merah ke permukaan bulan hingga membuatnya terlihat bersemu kemerahan yang terkenal dengan sebutan  blood moon. Konon yang akan kita saksikan besok adalah  micro blood moon  karena posisi bulan pada GBT kali ini berada pada titik orbit terjauh Bumi hingga terlihat lebih kecil dan suram dibanding super moon.

Menurut Thomas Djamaluddin yang Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) via status di akun pribadi Facebook (25/7), "Fase gerhana bulan sebagian dimulai pukul 01.24 sampai 15.19 WIB, sedangkan fase totalnya terjadi pada pukul 02.30 hingga 04.13 WIB, selama 107 menit; terlama di abad ini karena lintasannya dekat dengan garis tengah lingkaran bayangan Bumi dan jarak bulan terjauh dari Bumi,"

Lumayan lama, ya? Selain mencoba menyaksikan langsung fenomena alam yang sangat menakjubkan itu, agendakan waktu dan hati untuk mengingat lalu mengagungkan Sang Pencipta yang telah menghadirkannya dengan keteraturan tanpa cela melintasi pergantian abad. Ada banyak cara mengucap syukur atas segala bentuk karuniaNya yang membuat kita mampu menyaksikan adikarya yang sangat indah, salah satunya dengan bareng-bareng mendirikan Sholat Gerhana Bulan alias Sholat Khusuf.

Adapun hukum Sholat Khusuf menurut jumhur ulama adalah  sunnah muakadah  (sunnah yang diutamakan, pengertian 'sunnah' adalah dikerjakan berpahala dan tidak dikerjakan pun tak mengapa, -pen.). Cara melaksanakannya boleh berjamaah atau sendiri-sendiri sebagaimana dalil berikut ini.

Ibnu Qudamah juga berkata: "Sunnah yang diajarkan, ialah menunaikan shalat gerhana berjamaah di masjid sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , walaupun boleh juga dilakukan sendiri-sendiri, namun pelaksanaannya dengan berjamaah lebih afdhal (lebih baik). Karena yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ialah dengan berjama'ah. Sehingga dengan demikian sunnah yang telah diajarkan ialah menunaikannya di masjid (Al-Mughni, 3/323).

Sementara prosedur umumnya mengacu pada Syaikh al-Albni rahimahullah (Irwa'ul Ghalil : 3/132 ) yang menyatakan bahwa  "Ringkas kata, dalam masalah cara shalat gerhana yang benar ialah dua raka'at, yang pada setiap raka'at terdapat dua ruku', sebagaimana diriwayatkan oleh sekelompok sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan riwayat yang shahih".

Adapun rincian  Sholat Khusuf adalah sebagai berikut :

1 Takbir, membaca doa iftitah, ta'awudz, al-Fatihah, surah panjang

2 Ruku' dengan ruku' yang lama

3 Bangkit dari ruku' (i'tidal)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline