Lihat ke Halaman Asli

Sabila Hayuningtyas

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030109

Sempat Viral dan Ramai Diperbincangkan, Kini Clubhouse Mulai Sepi, Mengapa?

Diperbarui: 5 Maret 2021   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Logo Clubhouse. Sumber : instagram.com/logonew

Sebelum saya membahas mengenai alasan mengapa Clubhouse mulai kurang diminati, alangkah baiknya teman-teman membaca penjelasannya saya terlebih dahulu tentang apa itu Clubhouse?

Clubhouse adalah sebuah aplikasi media sosial baru yang sempat menjadi trending topik di twitter beberapa bulan yang lalu. Media sosial ini menawarkan penggunanya untuk berbincang menggunakan streaming audio. 

Banyak dari kalangan selebritis bahkan orang penting yang menggunakan aplikasi ini sebagai media untuk berdiskusi mengenai suatu topik yang penuh edukasi. 

Terdengar seru sekali, kita bisa bertukar pendapat dengan orang-orang random sampai ke orang-orang penting yang bahkan belum kita temui sebelumnya. Seolah-olah kita sedang berada di satu meja yang sama dan saling mengenal satu sama lain. Ya, hitung-hitung kita dapat seminar gratis.

Dan jika kalian berpikir apakah berdiskusi di Clubhouse itu akan kondusif, bukankah itu mirip seperti telepon grup di mana semua yang bergabung memiliki kesempatan berbicara kapan saja? Jawabannya adalah tidak, aplikasi ini memiliki kelebihan dibanding telepon grup.

 Di dalam aplikasi ini terdapat moderator, di mana tugas dari moderator adalah mengatur atau memberi kesempatan siapa saja yang menurutnya berhak berbicara. Sehingga pembicaraan akan lebih teratur.

Ya, itu sedikit penjelasan mengenai apa itu Clubhouse. Sekarang, lanjut pada pembahasan mengenai mengapa Clubhouse tak lagi ramai? Berikut saya mencoba menjabarkannya.

Sangat disayangkan, belum genap setahun dan belum sempat saya mencoba rupanya Clubhouse tak lagi ramai digunakan. Sekitar seminggu belakangan ini, saya banyak menemukan tweet dari teman-teman di twitter yang mengabarkan bahwa kini Clubhouse mulai sepi.

Mendengar kabar tersebut saya tak heran. Sesuatu yang terlalu viral memang biasanya tak akan bertahan lama, seperti halnya Dalgona Coffee dan Odading Mang Oleh, Clubhouse pun bisa berpotensi demikian. Berawal dari rasa penasaran manusia yang tidak ingin ketinggalan akan sesuatu yang sedang viral, akhirnya mereka berbondong-bondong menginstal aplikasi ini.

Padahal sebenarnya mereka belum tentu membutuhkan aplikasi ini, hanya ikut-ikutan saja. Yang akhirnya setelah beberapa hari mencoba, mereka tak juga menemukan keistimewaan atau kenikmatannya. 

Sebab bagi saya aplikasi ini hanya cocok untuk mereka yang senang melakukan  diskusi ataupun yang hanya sekadar mendengar, sementara tak semua orang selalu punya waktu untuk berdiskusi yang membutuhkan waktu berjam-jam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline